
Kisah ini merupakan kisah nyata, yang diilhami oleh seseorang, namun tempat kejadian dan dirahasiakan diberi sedikit bumbu-bumbu cerita untuk memperindah alur cerita.
Berawal dari kisah seorang pemuda yatim yang bernama Kanoa. Jika menjelang Idul Fitri selalu menerima Zakat dari orang-orang kaya tetangganya, paling besar Zakat yang ia terima Rp. 500.000,00.
Suatu hari, ada pedagang kaki lima yang mampir ke Rumahnya yang menawari Kanoa sebuah baju koko yang mahal. Namun, karena tidak punya uang, tiba-tiba ia berfikir bahwa ia akan segera mendapatkan Zakat yang banyak seperti tahun sebelumnya, ia pun berniat mengutang kepada Bapak pedagang itu, dan menjajikan 3 hari setelah Lebaran akan dibayar dan bahkan lebih dari harganya.
" Pak ... Bapak kan tahu Rumah saya, boleh tidak saya ngutang dulu ? " tanya Kanoa.
Bapak pedagang setuju, karena percaya padanya. Setelah setuju, Kanoa pun meminjam baju itu.
Kanoa yang mengharap dan yakin akan mendapat Zakat, bahkan lebih dari tahun sebelumnya. Ia pun mengutang kesana-sini, Pulsa lah, makanan lah dan sebagainya.
Tiba saatnya malam takbiran, ternyata belum ada yang datang memberi Zakat padanya. Lalu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya, ternyata orang kaya dekat Rumahnya.
" Assalamualaikum ... " ucap Bapak Kaya, tetangga Kanoa.
Kanoa bergegas membuka pintu, melihat Bapak kaya tetangganya membawa sekarung beras dan memberikannya kepada Kanoa. Namun, sedikit kecewa karena berharap uang, tapi ia pun mengambilnya dan berterimah kasih.
Tetangga-tetangganya yang kaya juga datang namun ternyata Zakat yang berikan berupa makanan. harapan Kanoa ternyata salah, berharap dapat Zakat berupa uang lebih, namun ternyata makanan yang jika dijual harganya kurang dari Rp. 500.000,00.
Hari kemenangan pun tiba, Namun Kanoa malah pusing memikirkan biaya utang-utangnya, ia pun berniat meminta tolong kepada Pak Ustad Rahman, Imam Mesjid dekat Rumahnya.
" Pak Uztad ... Tolongin saya , saya dalam kesusahan !" ucap Kanoa.
Kanoa menceritakan masalahnya kepada Pak Uztad, akhirnya dengan izin Allah ia ditolong dan dinasehati agar jangan berbuat demikian lagi, Kanoa menyesal dan berjanji tidak berbuat demikian lagi, dan meminta maaf kepada Allah dalam Shalatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar