post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Minggu, 20 Agustus 2023

DEMI FIRMAN ALLAH DI HATI

 

Ikhlas? Sejauh mana hatiku ingin ikhlas, melepaskan sesuatu yang nyatanya memang bukan milikku. Sejatinya, semua hanya milik-Nya. Lantas kenapa aku masih bersi keras untuk menggenggamnya, padahal aku tahu sebaik apapun berusaha memiliki pada akhirnya tak akan pernah kumiliki. Aku pernah mencoba memilih jalur langit, aku pernah berusaha ingin menjadi Nabi Ibrahim, mempunyai ketaatan kepada Allah , tapi apa daya ketika diri ini yang hanya manusia biasa, terlalu mencintai sesuatu bahkan takut kehilangan.

Cerita ini dimulai pada siang hari di awal bulan tujuh tahun 2022. Tepatnya pada kegiatan MATSAMA (Masa Taaruf Siswa Madrasah) MA Atthahiriyah Lapeo. Matahari sudah sepenggalah siang itu, kutatap sepasang mata yang teduh, bibirnya tersungging manis. Aku mengenal anak itu, Abdul Qadir Balta.

Minggu, 20 Maret 2022

KEHILANGAN AMMA'

 



Tak ada yang lebih menyakitkan

Selain merindukan orang yang sudah tiada.

Selain mengingkan berjumpa mata dengan yang tiada.

Selain mengingkan senyum menawan dari yang menyambung nyawa.

 

Selasa, 5 Oktober 2021. Hari paling menyedihkan bagiku dan sodara-sodaraku. Kehilangan sosok penyambung nyawa. Dia yang selalu kupanggil “Amma”. Dia yang selalu memberiku perlindungan dalam keadaan apapun. Dia yang selalu membuatku tenang ketika kehidupan seolah mencekam. Ah, Amma, kenapa harus pergi secepat ini? Aku, Allan, dan semua sodara-sodaraku masih membutuhkanmu.

Sabtu, 19 Maret 2022

NURJAN

 


Nurjan, salah satu siswaku di MA Atthahiriyah Lapeo yang kukenal di tahun 2019. Salah satu siswa yang selalu membuatku bangga dengan prestasinya. Alhamdulillah, ia bisa mempertahankan rangking satunya sampai ke kelas XII. I’m proud of his. Semoga nanti kuliah, ia bisa meningkatkan prestasinya. Amin Ya Rabbal Alamin

Nurjan, biasanya aku memanggilnya “Etto”, sebuah panggilan unik yang seolah menarik untuk terus dipanggil kala melihatnya. Anak ini sangat sopan, kepada siapapun yang ada di dekatnya. Senyumnya teduh dan membuat siapa saja yang ada di dekatnya akan merasa nyaman.

Jumat, 02 Juli 2021

CERITA LALU: SAFARI RAMADHAN 1442 H/2021 M

Alhamdulillah. Ramadhan tahun ini tidak sama dengan Ramadhan sebelumnya, di mana saya kembali bersama MA Atthahiriyah Lapeo menyelenggarakan Safari Ramadhan Tahun 1442 H, dengan membawa penceramah Nurjan, Abd. Kadir A., Salim, Jubaidi, Abd. Kadir S., dan Hamsyah, yang pendampingnya tak lain saya, ditambah personil baru, Bu Ramlah dan Pak Anwar.

          

Minggu, 27 Juni 2021

Cerita Lalu: Liburan ke Toraja

 

“Seakan berada di langit, ingin rasanya menyentuh awan putih. Karisma matahari yang terlihat, menandakan harapan akan terbit. Semoga seperti kehidupan, yang harus selalu berharap baik, akan datangnya pagi.”

Senang sekali rasanya, dikelilingi oleh orang-orang baik. Bersama mereka yang tidak hanya ingin melakukan liburan atau jalan-jalan di tempat jauh, tetapi harus selalu mengingat Allah. Terimakasih ya Allah, semua ini atas kehendak-Mu.

CERITA LALU: KEDUA KALI KE TIBUNG, TUTAR

 

Sekitar akhir Desember, setelah saya sama Salim melakukan perjalanan dari Makassar selama kurang lebih 9 hari (urus instrumen sih. Hehehehehe), kami ditambah Husran melakukan perjalanan lagi ke Tibung, Tutar. Awalnya sih, mau pagi-pagi sekali tetapi karena harus ikut kuliah dulu, maka berangkatnya pukul 11 menjelang siang (Bayangkan panasnya di jalan. Maafkan aku Husran dan Salim. Hehehehehe)

            Kami pun berangkat ke sana, dengan banyak ole-ole yang sudah kami siapkan memang. Ah, tidak, maksudnya kami pesan tetapi kami sudah niatkan memang dari waktu yang lama. Walaupun tidak mahal, tetapi ikhlas dan tulus dari kami, untuk mereka yang di sana, menganggap kami seperti keluarga sendiri.

Kamis, 24 Juni 2021

CERITA LALU: PERTAMA KE TIBUNG, TUTAR.

 

“Dingin sekali, tapi menyisakan kenangan manis dan tidak akan terlupa”, kataku dalam hati.

            Bagaimana tidak, meskipun tiga hari di Tutar (kampung Salim, dkk) memberikan pengalaman menarik bagiku dan sahabatku Husran, yang tidak akan pernah kami lupakan. Mulai dari melewati jalan terjal, kemudian di bawahnya ada jurang, kemudian sesekali melewati jalan tandus, tapi ada juga jalan di atas gunung yang memberikan view menarik, gunung hijau di atasnya langit biru nan indah, terdengar kicauan burung yang seolah menyanyi dengan merdu. Sungguh mengasyikkan.