post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Minggu, 13 Oktober 2013

HATI YANG KAU SAKITI

Adzan Maghrib berkumandang dengan sayup mendengarkan lantunannya seolah memanggilq untuk segera menunaikan Sholat. Ku bergegas menuju Mesjid mengenakan talkum Putih bercorak gambar bunga disetiap lekuk kainnya.


"Nina... Nina... " terdengar seseorang memanggil nama sapaanq. "Nina... abiz Sholat jangan langsung pulang ya. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan denganmu" tambah seseorang itu yang ternyata Kevin, pemuda yang sangat ku kagumi.
Usai Sholat, ku dengan setia menunggu Kevin dengan memijat-mijit hp nokiaq didepan Mesjid. Ia muncul, dengan senyuman mendarat dibibirnya. Malam yang berhembusan angin dingin itu, seolah larut dalam aliran darahku bersama hembusan nafas cintanya.
"Ada apa Vin ? " sebuah pertanyaan terlontar untuk Kevin. " Nin... aq... aq... " jawabnya terbata-bata. Penasaran dengan apa yang Kevin ucapkan.
"Nin, Demi Allah. sudah lama saya menahan himpitan rasa ini. sungguh i love u more " tembaknya tiba-tiba. Aq sontak terkaget, namun meneteskan air bening yang membasahi pipiku. Ku tak dapat berkata-kata, air mata yang bicara. Ku hanya tersenyum tanda membalas perasaannya.
Malam itu do'aku dijabah oleh Allah, aq dan Kevin mengaku perasaan masing-masing.
Hari berganti hari, kami lewati dengan canda, tawa, tangis, sedih, jeles dan bahagia. Itulah pahit manisnya pacaran. Hingga sang waktu tak lagi memihak kepada kami, rasanya kepadaq mulai merombak sirna. Semenjak kehadiran Chika, sesosok gadis cantik tetangga baru kevin. Awalnya, ku tidak menghiraukan perasaan aneh itu, ku terus mencurahkan perhatianq kepadanya.
" Vin, aq bawakan nasi goreng nich. tuk sarapan kamu " tukasq sembari memberikan sarapan untuk kekasih tercinta di Sekolah.
Sepintas, Chika melintas dihadapan kami. Pandangan Kevin seolah berpusat padanya tanpa kedipan. Aq pergi . .
Dengan isak tangis ku beranjak menuju pojokan Perpus, disanalah tempat persembunyianq di Sekolah. Air bening seakan deras jatuh sebagai penawar rasa sedihq. Kembali aq berfikir positif, Kevin tidak akan mendua.
Cahaya matahari seperti mulai meredup, memancarkan sinar yang kian hilang. Sore itu, aq teringat tentangnya. Aq pun mengirimkan pesan untuk Kevin, untuk ke Rumahnya belajar bersama seperti sebelumnya.
" Yun, ada Kevin gak ? " tanyaq pada Yuni adik Kevin.
Alhasil, Kevin tidak menampakkan batang hidungnya, dia tidak ada. Namun aq dirangkul rasa curiga, karena terparkir Motor Ninja biru didepan Rumahnya. Ku pulang dengan rasa kecewa.
" Ya Allah, sampai beginikah pengorbanan Cintaq ? " dukaq dalam hati.
Perjalanan cintaq dengan Kevin seolah tergantung dan tidak tahu kemana arahnya. Selama setahun belakangan ini, aq mencurahkan semua perhatian, waktu dan cintaq. Namun aq seperti bunga layu tak pernah disiram air cintanya.

Aq ingin menuntaskan dan memperjelas hubungan ini.
" Hy Vin... " sapaq dipagi buta itu, kepada Kevin yang duduk di decker usai Sholat Subuh. Kevin lantas menawarkanq untuk menemaninya JJS (Jalan-jalan Subuh).
Kegirangan, ya aq kembali dialiri rasa kegirangan. Seperti ada lampu hijau lagi dari Kevin dan harapanq Pupus, ketika Chika datang diantara kami.
" Bumm... mmm... " bunyi benturan kilat. Aq dan Chika teriak bersamaan, Kevin hendak menenangkan Chika dengan memegang tangannya, dan aq seperti patung yang terabaikan dan terulang menghiba direlung hati. Semenjak kejadian itu, Aq yakin dan semakin yakin tidak ada lagi dunia cintaq lagi dengan Kevin, meskipun tidak ada kata putus terbentur, Aq berniat menghapus dia dari memoriq.
Tahun ajaran baru tiba, dan sekarang aq menduduq kelas 3. Di pertemuan awal Sekolah, seorang murid baru muncul " Rizky Alatas " dan disapa Rizky. " wajahnya lumayan ganteng juga dibanding Kevin " batinq.
Saat kehadirannya, dia selalu mencuri perhatian dengan melirik dan mengamatiq dari jauh. " Assalamualaikum, Kenalin aq Rizky... " sapanya sambil mengulurkan tangan. " Waalaikumsalam, Nina... " tukasku. Lalu beranjak meninggalkannya. Namun, langkahnya terus membayangiku.
Seiring sang surya setiap hari memercikkan sinarnya untuk bumi, begitu pula Rizky hadir menyongsong semangat baru dihidup
ku. Aq dan ia akrab. Ia mengukir keindahan dalam hari-hariq, menyajikan waktu dan perhatiannya untukku.
" waduch qi, gimana nich... PRq belum kelar. I'm forget to do it " ucapku nada cemas.
" Make prq aj, kebetulan aq bikin double " ucapnya menenangkan aq. Kembali ia melimpahkan bantuan yang tak terduga, Namun ternyata ia hanya menyelesaikan satu pr hingga sanksi menjatuhinya.

Masih dibaltut dengan rasa bersalah dan kagum kepada Rizky membuatq letih dengan fikiran yang berkecamuk itu. Ku bergegas mengambil remote Control dengan menyetel bundaran merah disana. Ku menyaksikan Drakor Gu Family Book, sebagai penghibur mata dan hatiku.
Tiba-tiba, ketukan pintu bernuansa sedikit keras mengganggu fikiranq.
" Eh, Kevin. what's wrong? " kataq usai membuka pintu rumahq.
" mau aj main kesini. . . " ucap Kevin, sembari masuk kenaungan rumahq, Aq dan Kevin bercengkrama, membahas kedekatanq dengan Rizky. Seperti menutup peluang untuk aq dekat-dekat dengan Rizky. Kembaliq diterpa perasaan senang diperhatikan Kevin, jujur moment itu rasaq berujung kepadanya.
" Nin... kamu jangan sembarangan dong akrab dengan orang yang baru kamu kenal! "tukasnya, " Dia baik koq, lagi pula dia bukan orang baru, kan dah 1 semester kita dengannya " ucapq sembari menuturkan senyuman.
" Ku menangis
. . aq hati yang kau sakiti " nada hpq berbunyi.
Nampaknya Rizky yang menanti aq di halaman rumah, menawariq JJS, sore itu.
" Maaf ya Vin, aq mau siap-siap dulu. soalnya didepan ada Rizky ngajak jalan. " tuturq yang mencoba menghembuskan rasa cemburu Kevin ke Rizky. Anggukannya nampak tak rela.
Bumi kembali berputar, esoknya mentari memercikan sinarnya, seolah memberikan belaian semangat untukku. Di Kantin Sekolah, aq dan Rizky duduk berduaan, tampak mata-mata cewek disekitar kami, seolah loncat. " Ky, dari tadi cewek-cewek pada ngelihatin kamu " tukasq, " Kenapa, cemburu ya? " balasnya nada bercanda.
Sendok makan yang hendak ku pake untuk menyantap sarapanq malah ku hempaskan ke tangan Rizky. Namun, ia menepisnya, matanya menatapq dengan tatapan sayang. Aq tidak tahu berlaku apa saat itu, deg-degan menghampiriq. Dari jauh Kevin mengamati kami.
Rizky menawariq lagi lending, katanya akan mempersembahkan kejutan untukq. Aq menaik-turunkan kepala tanda setuju.
Waktu hendak menghampiri Rizky, hpq berdering nampak 1 pesan masuk, perlahan kata demi kata terucap. Aq terkaget dan bergegas ke RS, Kevin kecelakaan.
Disana aq mengurusnya, semalaman menemaninya, menyiapkan keperluannya. Hari berganti, esoknya saat sedang menyuapinya untuk melahap bubur, Chika nampak dibalik pintu, langkah demi langkah mendekati kami. " Eh.. my princess, koq baru datang ? " tanya Kevin kepadanya.
Lantunan ucapan Kevin seolah membuat hatiq tergores. saat menyibukkan diri menyuapinya makan, Kevin malah menepis tanganq, lantas menyerahkan mangkuk bubur yang kupegang kepada Chika. Aq kembali meraung dalam hati, merasakan sedih yang amat dalam. Air mata berlening, tak kuasa ingin merintik ku pun berlalu tanpa pamit. Akhirnya aq tersadar, aq tidak akan pernah dianggap Kevin. Seketika, terlintas Rizky diambang fikiranq. aq menghubunginya namun amblas tak dijawab. Rumahnya pun nampak tak berpenghuni.
Sembari terjatuh tertimpa tangga, aq baru tahu Rizky kembali ke Paris. Rasa menerawang difikiran dan hatiq " Ky, maafin aq, gak sempat nemuin kamu sebelum pergi " gumamq, sambil mengusap pipi manisq yang menangis.
Semenjak Rizky meninggalkanq, hari-hari terlewati apa adanya, meski tanpa senyumnya, semangat dan perhatiannya.
Dilain pihak, berhembus kabar Kevin dan Chika telah memutuskan hubungan dan sekarang Kevin berbalik menghadapku. Seolah mengemis cinta agar terajut kembali. Aq sendiri, tidak akan memberi respond, cukup berstatus sebagai temannya.
" Nin, kamu makin hari makin cantik aj. " rayunya. Aq hanya membalas dengan senyuman dan berlalu, sesaat menghampiriq di Perpus Sekolah.
Pagi, siang dan malam mungkin samoga dibenak Kevin, karena hpq selalu full dengan smsnya, ku pun replay hanya 1-2 kali saja. Ternyata, pendekatannya selama ini karena ia jatuh cinta lagi kepadaq. Namun aq tidak akan bisa dan tidak akan menaruh cintaq lagi.
Aq baru
tahu, Rizky kembali ke Paris. Rasa bersalah menerawang di fikiran dan
hati. “Ky… maafin aq, gak sempat nemuin kamu sebelum pergi”
gumamq, sambil tanganq mengusap pipi manisq yang menangis.
Semenjak Rizky meninggalkanq, Hari-hari terlewati apa adanya, meski
tanpa sapaan senyumnya, semangat dan segenap perhatiannya.
Di lain pihak, berhenbus kabar Kevin dan Chika telah memutuskan
hubungan. Dan sekarang, Kevin berbalik menghadapku, seolah mengemis agar
terajut kembali. Aq sendiri tidak akan member respond, cukup berstatus
sebagai temannya.
“ Nin… kamu makin cantik aj……” rayunya, Aq hanya membalas dengan
senyuman dan berlalu, sesaat menghampiriku di Perpus sekolah.
Pagi, siang dan malam mungkin sama hal dibenak Kevin, karena hpq selalu
full dengan smsnya., ku pun replay hanya 1-2 kali saja. Ternyata,
pendekatannya selama ini karena ia jatuh cinta lagi kepadaq. Namun aq
tidak akan bisa dan tidak akan pernah menaruh cintaq lagi untuknya.
Waktu terus berjalan, tak terkira pendidikanq di SMA telah berujung
ketika kelulusanq, prestasiq yang gemilang membawaq menerima sebuah
scholarship kuliah di Jepang.
Ingatanq selalu berpusat padanya, selalu ada Rizky tersenyum di hatiq. 1
tahun jarak memisahkan dan tidak ada komunikasi tidah menguburkan
ingatanq padanya, malah ada rasa yang tak biasa bila tergumam akannya.
Saat termenung di Halaman rumah memandang Fotoq dan Rizky, tiba-tiba
Kevin datang.
“Assalamualikum Nin….. “ salam Kevin sambil tersenyum menatapq.
“waalaikumsalam… “ membalas salamnya. “Nin saya dengar kamu dapat
scholarship di Jepang ya?, tapi kamu gak akan ambil dari tetap kuliah
sama aq disini” Tanya Kevin, “apa-apaan sich… tetap aq ambil itukan
cita-citaq” tukasq, ” tapi nin, aq gak akan bisa pisah sama kamu, aq
cinta sama kamu” ujarnya, yang membuatq terdiam seketika. “maafin aq
kalau selama ini mengabaikanmu, kamu maukan mulai awal lagi denganq”
tambah Kevin sambil memegang tanganq.
“maaf….. aq gak cinta lagi dan gak akan pernah suka lagi sama
kamu” jawabq dan menepis tanganq.
Akhirnya, waktuq tuk memlai babak baru dalam perjuangan pendidikan telah
tiba, kedua ortuq dan orang-orang yang menyayangiq mengantar ke Bandar,
termasuk Kevin.
Sembari aq melangkah usai berpamitan, Nampak di kelopak mataq, Cowok
yang selalu menghantui ingatanq, setahun belakangan ini. Ya dia Rizky,
aq kegirangan dan memeluknya.
“I miss you ky…” ucapku yang menitikan air mata.
“I miss you too, my unyu…” katanya, melepaskan dekapanq dan melihat aura
wajahq.
“oh… ya, aq akan ikut kamu ke Jepang, aq juga akan kuliah disana”
tambahnya.
Aq Cuma tersenyum kepadanya, sesegera aq berbalik dan marah.
“tapi, kenapa kamu baru muncul sekarang, kamu kemana aja? Tahu gak setik
di otakq Cuma ada kamu” celotehq.
“owh… so sweet, ternyata kamu sangat rindu sama aq ya, dan takut
kehilangan aq” ujarnya dan memegang tanganq.
“hmmm….” Ku hanya menangis dan memeluknya.
“I love you more…. “ tembak Rizky.
Aq melepas dekapannya, lalu menatapnya sayu dan menitikan kembali air
Kristal.
“maaf aq pergi, karena aq kira kamu bakal nolaq aqdan kembali kepelukan
Kevin” tambah Rizky.
“tsssst…..”tanganq menepis bibirnya dan berujar “I love you too”.
Senyumnya yang ku rindukan, kini kembali menyapaq dan tidak akan
kurelakan berlalu pergi lagi.
Aq dan Rizky berangkat ke Jepang bersama, usai berpamitan dengan family.
Kevin Nampak tak mengikhlasakan aq.
Tapi cinta antara aq dan Rizky, telah melekat berpadu menjadi
kebahagiaan di hidup kami. Tapi sebelum terbang, ku kirim pesan
untuk Kevin “semoga kamu bahagia dan harus kau tahu satu hal, aqlah hati
yang dulu telah kau sakiti” pesanq.



THE END

STAY TUNE CHAPTER 2 (SALAH INI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar