Adzan Maghrib berkumandang dengan sayup mendengarkan lantunannya seolah
memanggilq untuk segera menunaikan Sholat. Ku bergegas menuju Mesjid
mengenakan talkum Putih bercorak gambar bunga disetiap lekuk kainnya.
"Nina... Nina... " terdengar seseorang memanggil nama sapaanq.
"Nina... abiz Sholat jangan langsung pulang ya. Ada sesuatu yang ingin
saya bicarakan denganmu" tambah seseorang itu yang ternyata Kevin,
pemuda yang sangat ku kagumi.
Usai Sholat, ku dengan setia menunggu Kevin dengan memijat-mijit hp
nokiaq didepan Mesjid. Ia muncul, dengan senyuman mendarat dibibirnya.
Malam yang berhembusan angin dingin itu, seolah larut dalam aliran
darahku bersama hembusan nafas cintanya.
"Ada apa Vin ? " sebuah pertanyaan terlontar untuk Kevin. " Nin...
aq... aq... " jawabnya terbata-bata. Penasaran dengan apa yang Kevin
ucapkan.
"Nin, Demi Allah. sudah lama saya menahan himpitan rasa ini. sungguh i
love u more " tembaknya tiba-tiba. Aq sontak terkaget, namun meneteskan
air bening yang membasahi pipiku. Ku tak dapat berkata-kata, air mata
yang bicara. Ku hanya tersenyum tanda membalas perasaannya.
Malam itu do'aku dijabah oleh Allah, aq dan Kevin mengaku perasaan masing-masing.
Hari berganti hari, kami lewati dengan canda, tawa, tangis,
sedih, jeles dan bahagia. Itulah pahit manisnya pacaran. Hingga sang
waktu tak lagi memihak kepada kami, rasanya kepadaq mulai merombak
sirna. Semenjak kehadiran Chika, sesosok gadis cantik tetangga baru
kevin. Awalnya, ku tidak menghiraukan perasaan aneh itu, ku terus
mencurahkan perhatianq kepadanya.
" Vin, aq bawakan nasi goreng nich. tuk sarapan kamu " tukasq sembari memberikan sarapan untuk kekasih tercinta di Sekolah.
Sepintas, Chika melintas dihadapan kami. Pandangan Kevin seolah berpusat padanya tanpa kedipan. Aq pergi . .
Dengan isak tangis ku beranjak menuju pojokan Perpus, disanalah
tempat persembunyianq di Sekolah. Air bening seakan deras jatuh sebagai
penawar rasa sedihq. Kembali aq berfikir positif, Kevin tidak akan
mendua.
Cahaya matahari seperti mulai meredup, memancarkan sinar yang
kian hilang. Sore itu, aq teringat tentangnya. Aq pun mengirimkan pesan
untuk Kevin, untuk ke Rumahnya belajar bersama seperti sebelumnya.
" Yun, ada Kevin gak ? " tanyaq pada Yuni adik Kevin.
Alhasil, Kevin tidak menampakkan batang hidungnya, dia tidak ada.
Namun aq dirangkul rasa curiga, karena terparkir Motor Ninja biru
didepan Rumahnya. Ku pulang dengan rasa kecewa.
" Ya Allah, sampai beginikah pengorbanan Cintaq ? " dukaq dalam hati.
Perjalanan cintaq dengan Kevin seolah tergantung dan tidak tahu
kemana arahnya. Selama setahun belakangan ini, aq mencurahkan semua
perhatian, waktu dan cintaq. Namun aq seperti bunga layu tak pernah
disiram air cintanya.
Aq ingin menuntaskan dan memperjelas hubungan ini.
" Hy Vin... " sapaq dipagi buta itu, kepada Kevin yang duduk di
decker usai Sholat Subuh. Kevin lantas menawarkanq untuk menemaninya JJS
(Jalan-jalan Subuh).
Kegirangan, ya aq kembali dialiri rasa kegirangan. Seperti ada
lampu hijau lagi dari Kevin dan harapanq Pupus, ketika Chika datang
diantara kami.
" Bumm... mmm... " bunyi benturan kilat. Aq dan Chika teriak
bersamaan, Kevin hendak menenangkan Chika dengan memegang tangannya, dan
aq seperti patung yang terabaikan dan terulang menghiba direlung hati.
Semenjak kejadian itu, Aq yakin dan semakin yakin tidak ada lagi dunia
cintaq lagi dengan Kevin, meskipun tidak ada kata putus terbentur, Aq
berniat menghapus dia dari memoriq.
Tahun ajaran baru tiba, dan sekarang aq menduduq kelas 3. Di
pertemuan awal Sekolah, seorang murid baru muncul " Rizky Alatas " dan
disapa Rizky. " wajahnya lumayan ganteng juga dibanding Kevin " batinq.
Saat kehadirannya, dia selalu mencuri perhatian dengan melirik dan
mengamatiq dari jauh. " Assalamualaikum, Kenalin aq Rizky... " sapanya
sambil mengulurkan tangan. " Waalaikumsalam, Nina... " tukasku. Lalu
beranjak meninggalkannya. Namun, langkahnya terus membayangiku.
Seiring sang surya setiap hari memercikkan sinarnya untuk bumi, begitu pula Rizky hadir menyongsong semangat baru dihidup
ku. Aq dan ia akrab. Ia mengukir keindahan dalam hari-hariq, menyajikan waktu dan perhatiannya untukku.
" waduch qi, gimana nich... PRq belum kelar. I'm forget to do it " ucapku nada cemas.
" Make prq aj, kebetulan aq bikin double " ucapnya menenangkan
aq. Kembali ia melimpahkan bantuan yang tak terduga, Namun ternyata ia
hanya menyelesaikan satu pr hingga sanksi menjatuhinya.
Masih dibaltut dengan rasa bersalah dan kagum kepada Rizky membuatq
letih dengan fikiran yang berkecamuk itu. Ku bergegas mengambil remote
Control dengan menyetel bundaran merah disana. Ku menyaksikan Drakor Gu
Family Book, sebagai penghibur mata dan hatiku.
Tiba-tiba, ketukan pintu bernuansa sedikit keras mengganggu fikiranq.
" Eh, Kevin. what's wrong? " kataq usai membuka pintu rumahq.
" mau aj main kesini. . . " ucap Kevin, sembari masuk kenaungan
rumahq, Aq dan Kevin bercengkrama, membahas kedekatanq dengan Rizky.
Seperti menutup peluang untuk aq dekat-dekat dengan Rizky. Kembaliq
diterpa perasaan senang diperhatikan Kevin, jujur moment itu rasaq
berujung kepadanya.
" Nin... kamu jangan sembarangan dong akrab dengan orang yang
baru kamu kenal! "tukasnya, " Dia baik koq, lagi pula dia bukan orang
baru, kan dah 1 semester kita dengannya " ucapq sembari menuturkan
senyuman.
" Ku menangis
. . aq hati yang kau sakiti " nada hpq berbunyi.
Nampaknya Rizky yang menanti aq di halaman rumah, menawariq JJS, sore itu.
" Maaf ya Vin, aq mau siap-siap dulu. soalnya didepan ada Rizky
ngajak jalan. " tuturq yang mencoba menghembuskan rasa cemburu Kevin ke
Rizky. Anggukannya nampak tak rela.
Bumi kembali berputar, esoknya mentari memercikan sinarnya,
seolah memberikan belaian semangat untukku. Di Kantin Sekolah, aq dan
Rizky duduk berduaan, tampak mata-mata cewek disekitar kami, seolah
loncat. " Ky, dari tadi cewek-cewek pada ngelihatin kamu " tukasq, "
Kenapa, cemburu ya? " balasnya nada bercanda.
Sendok makan yang hendak ku pake untuk menyantap sarapanq malah
ku hempaskan ke tangan Rizky. Namun, ia menepisnya, matanya menatapq
dengan tatapan sayang. Aq tidak tahu berlaku apa saat itu, deg-degan
menghampiriq. Dari jauh Kevin mengamati kami.
Rizky menawariq lagi lending, katanya akan mempersembahkan kejutan untukq. Aq menaik-turunkan kepala tanda setuju.
Waktu hendak menghampiri Rizky, hpq berdering nampak 1 pesan masuk,
perlahan kata demi kata terucap. Aq terkaget dan bergegas ke RS, Kevin
kecelakaan.
Disana aq mengurusnya, semalaman menemaninya, menyiapkan
keperluannya. Hari berganti, esoknya saat sedang menyuapinya untuk
melahap bubur, Chika nampak dibalik pintu, langkah demi langkah
mendekati kami. " Eh.. my princess, koq baru datang ? " tanya Kevin
kepadanya.
Lantunan ucapan Kevin seolah membuat hatiq tergores. saat
menyibukkan diri menyuapinya makan, Kevin malah menepis tanganq, lantas
menyerahkan mangkuk bubur yang kupegang kepada Chika. Aq kembali meraung
dalam hati, merasakan sedih yang amat dalam. Air mata berlening, tak
kuasa ingin merintik ku pun berlalu tanpa pamit. Akhirnya aq tersadar,
aq tidak akan pernah dianggap Kevin. Seketika, terlintas Rizky diambang
fikiranq. aq menghubunginya namun amblas tak dijawab. Rumahnya pun
nampak tak berpenghuni.
Sembari terjatuh tertimpa tangga, aq baru tahu Rizky kembali ke
Paris. Rasa menerawang difikiran dan hatiq " Ky, maafin aq, gak sempat
nemuin kamu sebelum pergi " gumamq, sambil mengusap pipi manisq yang
menangis.
Semenjak Rizky meninggalkanq, hari-hari terlewati apa adanya, meski tanpa senyumnya, semangat dan perhatiannya.
Dilain pihak, berhembus kabar Kevin dan Chika telah memutuskan
hubungan dan sekarang Kevin berbalik menghadapku. Seolah mengemis cinta
agar terajut kembali. Aq sendiri, tidak akan memberi respond, cukup
berstatus sebagai temannya.
" Nin, kamu makin hari makin cantik aj. " rayunya. Aq hanya
membalas dengan senyuman dan berlalu, sesaat menghampiriq di Perpus
Sekolah.
Pagi, siang dan malam mungkin samoga dibenak Kevin, karena hpq
selalu full dengan smsnya, ku pun replay hanya 1-2 kali saja. Ternyata,
pendekatannya selama ini karena ia jatuh cinta lagi kepadaq. Namun aq
tidak akan bisa dan tidak akan menaruh cintaq lagi.
Aq baru
tahu, Rizky kembali ke Paris. Rasa bersalah menerawang di fikiran dan
hati. “Ky… maafin aq, gak sempat nemuin kamu sebelum pergi”
gumamq, sambil tanganq mengusap pipi manisq yang menangis.
Semenjak Rizky meninggalkanq, Hari-hari terlewati apa adanya, meski
tanpa sapaan senyumnya, semangat dan segenap perhatiannya.
Di lain pihak, berhenbus kabar Kevin dan Chika telah memutuskan
hubungan. Dan sekarang, Kevin berbalik menghadapku, seolah mengemis agar
terajut kembali. Aq sendiri tidak akan member respond, cukup berstatus
sebagai temannya.
“ Nin… kamu makin cantik aj……” rayunya, Aq hanya membalas dengan
senyuman dan berlalu, sesaat menghampiriku di Perpus sekolah.
Pagi, siang dan malam mungkin sama hal dibenak Kevin, karena hpq selalu
full dengan smsnya., ku pun replay hanya 1-2 kali saja. Ternyata,
pendekatannya selama ini karena ia jatuh cinta lagi kepadaq. Namun aq
tidak akan bisa dan tidak akan pernah menaruh cintaq lagi untuknya.
Waktu terus berjalan, tak terkira pendidikanq di SMA telah berujung
ketika kelulusanq, prestasiq yang gemilang membawaq menerima sebuah
scholarship kuliah di Jepang.
Ingatanq selalu berpusat padanya, selalu ada Rizky tersenyum di hatiq. 1
tahun jarak memisahkan dan tidak ada komunikasi tidah menguburkan
ingatanq padanya, malah ada rasa yang tak biasa bila tergumam akannya.
Saat termenung di Halaman rumah memandang Fotoq dan Rizky, tiba-tiba
Kevin datang.
“Assalamualikum Nin….. “ salam Kevin sambil tersenyum menatapq.
“waalaikumsalam… “ membalas salamnya. “Nin saya dengar kamu dapat
scholarship di Jepang ya?, tapi kamu gak akan ambil dari tetap kuliah
sama aq disini” Tanya Kevin, “apa-apaan sich… tetap aq ambil itukan
cita-citaq” tukasq, ” tapi nin, aq gak akan bisa pisah sama kamu, aq
cinta sama kamu” ujarnya, yang membuatq terdiam seketika. “maafin aq
kalau selama ini mengabaikanmu, kamu maukan mulai awal lagi denganq”
tambah Kevin sambil memegang tanganq.
“maaf….. aq gak cinta lagi dan gak akan pernah suka lagi sama
kamu” jawabq dan menepis tanganq.
Akhirnya, waktuq tuk memlai babak baru dalam perjuangan pendidikan telah
tiba, kedua ortuq dan orang-orang yang menyayangiq mengantar ke Bandar,
termasuk Kevin.
Sembari aq melangkah usai berpamitan, Nampak di kelopak mataq, Cowok
yang selalu menghantui ingatanq, setahun belakangan ini. Ya dia Rizky,
aq kegirangan dan memeluknya.
“I miss you ky…” ucapku yang menitikan air mata.
“I miss you too, my unyu…” katanya, melepaskan dekapanq dan melihat aura
wajahq.
“oh… ya, aq akan ikut kamu ke Jepang, aq juga akan kuliah disana”
tambahnya.
Aq Cuma tersenyum kepadanya, sesegera aq berbalik dan marah.
“tapi, kenapa kamu baru muncul sekarang, kamu kemana aja? Tahu gak setik
di otakq Cuma ada kamu” celotehq.
“owh… so sweet, ternyata kamu sangat rindu sama aq ya, dan takut
kehilangan aq” ujarnya dan memegang tanganq.
“hmmm….” Ku hanya menangis dan memeluknya.
“I love you more…. “ tembak Rizky.
Aq melepas dekapannya, lalu menatapnya sayu dan menitikan kembali air
Kristal.
“maaf aq pergi, karena aq kira kamu bakal nolaq aqdan kembali kepelukan
Kevin” tambah Rizky.
“tsssst…..”tanganq menepis bibirnya dan berujar “I love you too”.
Senyumnya yang ku rindukan, kini kembali menyapaq dan tidak akan
kurelakan berlalu pergi lagi.
Aq dan Rizky berangkat ke Jepang bersama, usai berpamitan dengan family.
Kevin Nampak tak mengikhlasakan aq.
Tapi cinta antara aq dan Rizky, telah melekat berpadu menjadi
kebahagiaan di hidup kami. Tapi sebelum terbang, ku kirim pesan
untuk Kevin “semoga kamu bahagia dan harus kau tahu satu hal, aqlah hati
yang dulu telah kau sakiti” pesanq.
THE END
STAY TUNE CHAPTER 2 (SALAH INI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar