" Awas loh ya, Gue bakal kejar loh sampe dapet " kata seorang pemuda, yang mengejar seseorang yang disapa Ajun.
" coba aja kalau bisa " jelas Ajun dengan nada ngos-ngosan.
Ajun tersentak kaget, tatkala sekelilingnya nampak musuh-musuh yang hendak menggubukinya.
Siang itu, perang Ajun dan empat musuh bebuyutannya tak terelakkan.
" pumpt... pumpt... pumpt... " gema alarm mobil polisi.
Sontak mereka terbirit-birit lari ketakutan, namun petugas
berhasil mengepung mereka dan membawanya ke Kantor polisi untuk
diintrogasi.
" plak... " nada tamparan yang mendarat di pipi kiri Ajun.
Seorang bapak setengah baya hendak menampar kembali Ajun. Namun,
terhalang oleh seorang wanita yang menyaksikan itu. Mereka adalah orang
tua Ajun.
Ayahnya merasa malu, karena dia tidak bisa menerapkan pendidikan
yang baik untuk Putranya sendiri, padahal beliau tersohor sebagai Kepsek
di SMA BINA BANGSA, tempat Ajun mencari ilmu.
Di tempat lain, ada seorang gadis tomboy yang dipanggil Yuki,
dari desa pindah ke Kota karena berhasil menerima beasiswa " pertukaran
pelajar " di SMA BINA BANGSA.
Hari demi hari dilalui Yuki di Sekolah, sepi dan sunyi ia
rasakan. Hingga suatu saat, keadaan menuntunnya ke Ajun. Siang itu,
terlintas dimata Yuki sebuah pohon rambutan, dengan buah-buahan yang
mulai mangkal bergelantungkan. Bergegas ia memanjat dan mulai melahap
rambutan yang didapatnya.
" eh Cemon alias cewek monyet, bisa gak sih buang sampah pada tempatnya " ketus Ajun.
" koq nyolot sih gue kan gak sengaja ... " Yuki mencoba membela diri.
Peraduan mulutpun tak terelakkan, sepintas karena licin Yuki jatuh dan nyongsor ke Ajun.
" sialan... Dada gue koq jadi dag-dig-dug " ujar Ajun dan Yuki dalam hati.
Pertemuan yang tak terduga maupun disengaja hadir dikehidupan
mereka. Ajun sering mengganggu Yuki, dan sebaliknya Yuki sering caper
kepada Ajun. Keduanya tidak mengerti apa yang melanda mereka hinga
tingkahnya membingunkan tak menentu.Karena sering berantem di Sekolah, namun merindu. Keduanya (Ajun dan Yuki) open-close masuk Kantor Kepsek.
Ajun pernah ingin menghindar dari Yuki, seakan merasa bersalah
Yuki bergegas mencarinya. Ia menemukannya diatas pohon rambutan,
belakang kelas. Dengan menatap langit siang, seakan galau membumbui
pikirannya.
" Maafin gue ya Jun, gara-gara gue loh yang disalahin terus. . . " suara memelas Yuki.
Merasa diacuhkan, perlahan Yuki menggerakan kakinya untuk berlalu
pergi. Dasar jahil, Ajun malah menginjak tali sepatu Yuki. Moment
romantis terulang karena Yuki jatuh ke pelukannya.
Bunga-bunga cinta secara tak sadar mulai tumbuh di relung hati mereka, meskipun masih dalam keadaan opname cinta.
Saling tatap mata antara Ajun dan Yuki juga terjadi, sesaat dari
jauh nampak seorang gadis senior yang membuntuti mereka. Ia lari dan
Ajun bergegas mengejarnya, perasaan membingunkan melanda Yuki, ia merasa
marah kepada Ajun.
Bel sekolah bergema, pertanda semua siswa boleh pulang. Ajun
berniat mengantar Yuki pulang dan setia menungguinya di gerbang sekolah,
Yuki malah mengabaikannya.
" Yuki. . . Ki. . . " nada Ajun, berteriak memanggil cewek yang ditunggui.
" koq loh jaim lagi, gue salah apa sama loh . . . " tanya Ajun yang bingung.
" Gak ada apa-apa koq, malas aja ngomong sama loh. . . " gerutu Yuki.
Ia berlalu pergi dengan melajukan scoopy birunya, dan Ajun kembali risau dengan hatinya yang sedih diabaikan Yuki.
Karena tidak konsent nyetir, Yuki nyaris tabrakan dengan seorang
guru muda yang disapa " Pak Evan" dan membawa keduanya menjadi kenal dan
akrab satu sama lain. Pak Evan menyimpan hati kepada siswinya itu,
namun belum punya nyali keras untuk mengunkapnya.
" Apes. . . Kalau gue lihat sih cemon sama bapak yang sok cool itu " tukas Ajun.
Gadis senior yang disebut Mikha juga mencurahkan segenap
perhatiannya kepad Ajun, karena ia menyukai adik kelasnya itu. Dulu Ajun
pun sama halnya dengannya, namun entah kemana perasaan itu semenjak
kehadiran Yuki.
Galau... Galau... Galau... Mendemami Ajun dan Yuki, di Rumah tak lepas saling memikirkan, sampai sadar tentang kata hatinya.
" Gue sadar sekarang, kalau gue udah dan sangat suka sama Yuki, pokoknya gue harus perbaiki semua ini " suara hati Ajun.
" ternyata. . . I'm falling in love to Ajun " suara hati Yuki.
Keesokan harinya, dengan nyali besar. Ajun berniat katakan cinta
kebelahan jiwanya. Tapi tak disangka, Pak Evan mendahuluinya dan ia
salah paham, padahal Yuki menolaknya karena dia.
Dengan penuh kekecewaan ia berlalu pergi, saat itu juga Yuki
meninggalkan Pak Evak untuk menemui Ajun. Namun, ia juga salah harap
menduga cowok yang disukainya telah jadian dengan Mikha.
Yuki berlari terbirit-birit, mengikuti langkah kakinya berpijak
dan berhenti di sebuah pohon, tempat ia pertama kali bertemu pujaan
hatinya. Ia memanjatinya, disana ia menangisi kisah cintanya.
" Selamat ya kamu dah jadian dengan Pak Evan " ucap Ajun tiba-tiba muncul.
Yuki segera menghapus air kesedihannya.
" siapa yang jadian. . . Kamu tuh yang jadian dengan Ka Mikha " tukas Yuki.
Ajun mencoba menjelaskan bahwa tidak ada hubungan specialnya
dengan siapapun, sebaliknya Yukipun begitu. Karena kesenangan Yuki malah
memperbanyak gerakkan padahal ia diatas pohon, alhasil ia jatuh dan
Ajun menangkap cewek idamannya.
" I Love U . . . " kata Ajun.
Diam, Yuki diam dan segera bangkit berdiri.
" aku ternyata suka sama kamu Ki, selama ini gue ganggu loh cuma
menjadi alasan buat bisa dekat sama loh " tambah Ajun, menjelaskan isi
hatinya.
Senyuman mendarat dibibir Yuki, tersenyum kepada Pemuda dihadapannya.
" Aku juga mencintaimu. . . Maaf selama ini gak jujur tentang perasaanku " Balas Yuki.
Ajun dan Yuki resmi jadian, dan dari jauh Evan dan Mikha mengamati mereka.
" Ternyata Cinta itu Indah. . . " ucap Ajun.
" Ketika kita menerima apa adanya Cinta kita itu " tambah Yuki.
Ajun dan Yuki saling tersenyum.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar