post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Jumat, 08 November 2013

TERUNTUK IBU


Ibu.....
Seandainya kita bertemu saat ini, andai engkau ada disampingq detik ini juga, pasti tersampul senyum sayang di bibir indahmu. kuingin saat itu, memelukmu dan mendekapmu dengan erat seolah tak ingin terlepas. Agar engkau tahu, bahwa aq sangat merindukanmu, merindukan balaian perhatian dan rangkulan semangatmu.
Ibu.....
Engkau selalu menopang anakmu yang tak berbakti ini dengan nasihatmu. Segalanya engkau berikan kepadaq, nyawa pun engkau korbankan untukq.
Kuingat masa kecilq, kau rawat dan timang aq, menenangkan aq dalam tangis, sarapan pagi selalu tersaji disetiap pagiq. Ketika beras mahal, engkau rela tak makan demi aq, sesuap demi sesuap hanya tersenyum melihatq menyantap makanan.
Diterpa panas, engkau sejukkan badanq, kau segarkan aq meski engkau bermandikan peluh. Rela tidak tidur hanya untuk mengawasi nyamuk-nyamuk agar tak mengganggu tidurq sedang engkau semalaman hanya menjagaq.
Semenjak ayah pergi, seolah waktumu hanya tersita untuk anak-anakmu. Adzan subuh berkumandang engkau bangun dari tidur singkatmu mencari benang-benang untuk engkau jadikan sutra. Siang engkau berjalan ke hutan kesana kemari mengumpulkan kayu bakar, tanpa takut mara bahaya.
Teringat bentakan-bentakan yang sungguh membuat jiwamu menangis dan itu adalah hal terbesar yang aq sesali sampai sekarang.
Sepatah kata ingin kututurkan untukmu “ Aq sayang Ibu, terima kasih atas segalanya, segala yang kau korbankan selama ini “ kutahu ucapan ini tak bisa membayar setetes keringatmu.
Alasan q dapat berdiri tegak saat ini, itu karena doamu, doa untuk anakmu yang durhaka ini. Aq tahu itu disetiap sela-sela doa shalatmu kau sebut namaq.
Ibu....
Rona senyuman yang tersungging dibibirmu, penyemangatq menjalani hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar