Ibu.....
Seandainya kita bertemu saat ini, andai
engkau ada disampingq detik ini juga, pasti tersampul senyum sayang di bibir
indahmu. kuingin saat itu, memelukmu dan mendekapmu dengan erat seolah tak
ingin terlepas. Agar engkau tahu, bahwa aq sangat merindukanmu, merindukan
balaian perhatian dan rangkulan semangatmu.
Ibu.....
Engkau selalu menopang anakmu yang tak
berbakti ini dengan nasihatmu. Segalanya engkau berikan kepadaq, nyawa pun
engkau korbankan untukq.
Kuingat masa kecilq, kau rawat dan timang
aq, menenangkan aq dalam tangis, sarapan pagi selalu tersaji disetiap pagiq.
Ketika beras mahal, engkau rela tak makan demi aq, sesuap demi sesuap hanya
tersenyum melihatq menyantap makanan.
Diterpa panas, engkau sejukkan badanq,
kau segarkan aq meski engkau bermandikan peluh. Rela tidak tidur hanya untuk
mengawasi nyamuk-nyamuk agar tak mengganggu tidurq sedang engkau semalaman
hanya menjagaq.
Semenjak ayah pergi, seolah waktumu
hanya tersita untuk anak-anakmu. Adzan subuh berkumandang engkau bangun dari
tidur singkatmu mencari benang-benang untuk engkau jadikan sutra. Siang engkau
berjalan ke hutan kesana kemari mengumpulkan kayu bakar, tanpa takut mara
bahaya.
Teringat bentakan-bentakan yang sungguh
membuat jiwamu menangis dan itu adalah hal terbesar yang aq sesali sampai
sekarang.
Sepatah kata ingin kututurkan untukmu “
Aq sayang Ibu, terima kasih atas segalanya, segala yang kau korbankan selama
ini “ kutahu ucapan ini tak bisa membayar setetes keringatmu.
Alasan q dapat berdiri tegak saat ini,
itu karena doamu, doa untuk anakmu yang durhaka ini. Aq tahu itu disetiap
sela-sela doa shalatmu kau sebut namaq.
Ibu....
Rona senyuman yang tersungging
dibibirmu, penyemangatq menjalani hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar