Tidak tahu harus mulai dari mana menggambarkannya,
betapa hebatnya kalian, penolongku dalam segala keadaan, padahal tahu seorang
egoisnya tingkat nasional dan merasa dirinya
paling benar, hanya saja kalian selalu ada.
Isramin S.Ag, sahabatku yang satu ini bagaikan
malaikat bersayap, memberiku tumpangan di setiap jejakan langkah yang tak
kunjung pasti. Satu hal paling teringat di masa-masa PPL, kurang lebih satu
bulan, dengan jiwa dermawan selalu menjemputku karena tahu jarak dari kos ke
KUA Palu Barat, jauh untuk berjalan kaki. Isramin selalu mengantarku setiap
pagi, sampai selesai program tersebut. Jujur, berharap selamanya tak akan
kehilangan sahabat seperti dia, yang belum tentu ditemukan di tempat lain.
Rosna S.Ag, sering kupanggil kelinci tapi jujur
sangat cantik, apalagi hatinya bak berlian, meskipun saya yang salah dan tak
mau bicara dengannnya, selalu saja dan pasti dia yang memulai pembicaraan.
Moment yang paling bersejarah di waktu semester tiga, di tengah-tengah krisis
keuangan, selalu menyempatkan diri membawakan makanan, baik itu mie instan,
pisang goring, ubi goring, bahkan tak sungkang-sungkang memberi uang. Di mana
lagi akan kudapatkan sahabat sepertimu?
Hanni Nafan S.Ag, si polos dan bisa diakal-akali,
tapi memiliki hati putih seputih salju, tak akan bisa kudapatkan kawan sepolos
dirinya, mau diajak ke mana saja oleh sahabatnya pasti ikut. Tak mungking lupa
kebaikannya, saat lapar menengadah selalu aku lari ke kosnya, bahkan pula tak
segan-segan menyuruhnya mengantarku jika Isramin tidak bisa. Paling tidak bisa
lupa, mengantarku mengambil foto wisudah, padahal seharusnya dia sudah
ditelepon-telepon oleh tantenya. Aku sungguh merepotkan, tapi dia selalu mau
menolong.
Linawati S.Ag, memang kata-katanya sering terlontar
mungkin tanpa berpikir, bahkan menyayat hati. Tapi jika dekat dengannya,
bersahabat pasti tahu bahwa sebenarnya dia adalah orang yang paling baik.
Paling teringat saat sebuah rahasia besar keluargaku terbongkar menjelang masuk
semester dua, bahkan ketakutan menyelimuti semua batin dan ragaku. Aku tidak
tahu mau lari ke mana, tidur di mana. Hanya Lita, sahabat yang uluran tangannya
tak pernah lekang.
Anita S.Ag, konyol, pemberani atau bahkan bisa
dibilang tak punya malu kalau masalah traktiran. Hehehehehe. Hanya saja dibalik
itu semua, sorot persahabatannya begitu besar, kuat bahkan selalu menyempatkan
waktu untuk menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya. Ada juga satu moment
yang tidak mungkin bisa terlupa, ketika kecurian di semester tujuh, di mana
bukan hanya barangku yang hilang tapi barang titipan anak Ibu Kosku, dengan
sigap Anet mengantarku pergi kantor Polisi, walaupun hasilnya nihil.Sri Sartina S.Ag, penjual pulsa di kelas, yang membuka lowongan utang teman-temannya, dermawan batinnya begitu kelihatan. Sangat salut kepadanya.

Yuliana S.Ag, sahabatku satu ini paling bisa mengerti dan tidak bisa senang sendiri, paling ingat temannya, tak akan pernah lupa sosoknya bak Ibu di kelas kami, Ilmu Alquran dan Tafsir.
Irma S.Ag, Eka Yulistiana S.Ag, Ridho S.Ag, Muflih S.Ag, Ismail S. Ag, Herlina S.Ag, dan semua teman-teman kampusku yang tidak bisa kusebut semua nama-nama indah mereka, terima kasih karena selama ini telah membantu, menyemangati dan telah hadir di moment-moment kuliahku. Tak akan bisa mendapatkan sahabat seperti kalian, aku yakin, di manapun itu. Semoga lima tahun ke depan, kita semua sudah menjadi orang-orang yang hebat dan bahagia, Amin Ya Rabbal Alamin





Tidak ada komentar:
Posting Komentar