post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Senin, 10 Oktober 2016

Sahabat-sahabat Kampusku



Tidak tahu harus mulai dari mana menggambarkannya, betapa hebatnya kalian, penolongku dalam segala keadaan, padahal tahu seorang egoisnya tingkat nasional dan merasa dirinya  paling benar, hanya saja kalian selalu ada.

Isramin S.Ag, sahabatku yang satu ini bagaikan malaikat bersayap, memberiku tumpangan di setiap jejakan langkah yang tak kunjung pasti. Satu hal paling teringat di masa-masa PPL, kurang lebih satu bulan, dengan jiwa dermawan selalu menjemputku karena tahu jarak dari kos ke KUA Palu Barat, jauh untuk berjalan kaki. Isramin selalu mengantarku setiap pagi, sampai selesai program tersebut. Jujur, berharap selamanya tak akan kehilangan sahabat seperti dia, yang belum tentu ditemukan di tempat lain.

Rosna S.Ag, sering kupanggil kelinci tapi jujur sangat cantik, apalagi hatinya bak berlian, meskipun saya yang salah dan tak mau bicara dengannnya, selalu saja dan pasti dia yang memulai pembicaraan. Moment yang paling bersejarah di waktu semester tiga, di tengah-tengah krisis keuangan, selalu menyempatkan diri membawakan makanan, baik itu mie instan, pisang goring, ubi goring, bahkan tak sungkang-sungkang memberi uang. Di mana lagi akan kudapatkan sahabat sepertimu?
Hanni Nafan S.Ag, si polos dan bisa diakal-akali, tapi memiliki hati putih seputih salju, tak akan bisa kudapatkan kawan sepolos dirinya, mau diajak ke mana saja oleh sahabatnya pasti ikut. Tak mungking lupa kebaikannya, saat lapar menengadah selalu aku lari ke kosnya, bahkan pula tak segan-segan menyuruhnya mengantarku jika Isramin tidak bisa. Paling tidak bisa lupa, mengantarku mengambil foto wisudah, padahal seharusnya dia sudah ditelepon-telepon oleh tantenya. Aku sungguh merepotkan, tapi dia selalu mau menolong.
Linawati S.Ag, memang kata-katanya sering terlontar mungkin tanpa berpikir, bahkan menyayat hati. Tapi jika dekat dengannya, bersahabat pasti tahu bahwa sebenarnya dia adalah orang yang paling baik. Paling teringat saat sebuah rahasia besar keluargaku terbongkar menjelang masuk semester dua, bahkan ketakutan menyelimuti semua batin dan ragaku. Aku tidak tahu mau lari ke mana, tidur di mana. Hanya Lita, sahabat yang uluran tangannya tak pernah lekang.
Anita S.Ag, konyol, pemberani atau bahkan bisa dibilang tak punya malu kalau masalah traktiran. Hehehehehe. Hanya saja dibalik itu semua, sorot persahabatannya begitu besar, kuat bahkan selalu menyempatkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya. Ada juga satu moment yang tidak mungkin bisa terlupa, ketika kecurian di semester tujuh, di mana bukan hanya barangku yang hilang tapi barang titipan anak Ibu Kosku, dengan sigap Anet mengantarku pergi kantor Polisi, walaupun hasilnya nihil.

Sri Sartina S.Ag, penjual pulsa di kelas, yang membuka lowongan utang teman-temannya, dermawan batinnya begitu kelihatan. Sangat salut kepadanya.


Yuliana S.Ag, sahabatku satu ini paling bisa mengerti dan tidak bisa senang sendiri, paling ingat temannya, tak akan pernah lupa sosoknya bak Ibu di kelas kami, Ilmu Alquran dan Tafsir.




Irma S.Ag, Eka Yulistiana S.Ag, Ridho S.Ag, Muflih S.Ag, Ismail S. Ag, Herlina S.Ag, dan semua teman-teman kampusku yang tidak bisa kusebut semua nama-nama indah mereka, terima kasih karena selama ini telah membantu, menyemangati dan telah hadir di moment-moment kuliahku. Tak akan bisa mendapatkan sahabat seperti kalian, aku yakin, di manapun itu. Semoga lima tahun ke depan, kita semua sudah menjadi orang-orang yang hebat dan bahagia, Amin Ya Rabbal Alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar