
“Yang
sabar bro... Saat ini sulit bagi kamu, tapi kamu harus tahu kami selalu ada
untukmu,” Yudha memegang bahu Ihsan.
“Benar
San dan aku minta sama kamu jangan salahkan Fitri. Bisa jadi dia difitnah,”
Irwan menambahkan.
Apa? Difitnah? Tidak
mungkin, siapa juga yang mau fitnah dia?
“Maksud
kamu apa belain gadis penghianat itu?” matanya meringkus.
“Aku
tidak ada maksud apapun. Aku hanya......”
Belum
selesai pembicaraan pemuda tinggi mirip Stuart Collin itu, satu tonjokkan
melayang di wajahnya.
“Aku
tidak suka ya, kamu belain dia.”
Jatuh.
Lantas ingin membalas untungnya ada Yudha menengahi.
“Kenapa
kalian jadi ribut begini? Ihsan dan Irwan kalian kan sahabat.”
Terpecah
belah. Ya, bukan hanya hubungan dengan Fitri, tetapi Irwan juga.
“Mulai
sekarang, aku tidak mau berteman dengannya lagi,” jelas Irwan, kemudian
berbalik, menjauh, mengecil dari retina hingga menghilang.
Ah, semuanya hancur
berantakan. Allah,
ada apa sebenarnya?
Diantara
bualan anak-anak Ihsan tetap sigap, toh hidupnya bukan untuk mereka. Harus tetap
dihadapi, sepahit apapun hidup. Entah berapa lama harus dibully seperti ini.
“Kamu
jangan berani menghina Ihsan lagi ya, kalau kalian gak mau berhenti aku akan
lapor sama guru.”
“Ia,
aku juga bakalan bantu kamu Sakinah.”
“Aku
juga.”
Sakinah
dan genknya muncul bak peri penolong.
“Makasih
ya kalian sudah ada untuk aku. Di saat yang lainnya membenci,” tersanjung.
Hmmmm. Akhirnya Ihsan
terperangkap juga. Padahal tidak tahu semua telah terencana. Siapa suruh tidak
menerima cintaku dulu, dan perlahan sekarang dia pasti akan membuka hatinya.
Hanya untuk Sakinah seorang.
“Sabat
Fit, kebenaran pasti terungkap koq.”
“Benar,
kebusukan pasti tercium juga. Percaya sama Allah, Dia akan selalu bersama
hambanya yang sabar. Kami akan selalu percaya sama kamu,” sembari memegang
tangan sahabatnya yang sekarang menatap jauh Ihsan bersama Sakinah dan genknya.
“Jangan
menangis lagi, kami juga sedih kalau kamu begini terus,” Lia mengusap pipi
sahabatnya yang basah.
“Terima
kasih atas kepercayaan kalian. Aku benar-benar tidak tahu kalau tidak ada
kalian, sahabat sejati aku.”
Sahabat
adalah seseorang yang siap ada dalam setiap keadaan. Entah suasana senang yang
mengundang tawa menawan atau kesakitan yang menusuk bertubi-tubi, seorang
sahabat akan selalu ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar