post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Senin, 20 November 2017

Testimoni Novel Penyambung Nyawa (2)

Assalamualaikum....
Hi... Hi.... Hi....
Kali ini saya akan membagikan testimoni kedua Novel ane yang berjudul Penyambung Nyawa, dari sahabat saya Evi Lebrianti......
Berikut.........


REVIEW NOVEL “PENYAMBUNG NYAWA”
Oleh Evi Lebrianti
Hai hai, disini saya diminta untuk menuliskan tentang review novel teman saya Yudha yang berjudul “Penyambung Nyawa”. Awalnya takut juga, takut subjektif karena ini novel teman sendiri. Tapi tak mengapalah, dicoba saja dulu ya.
Penyambung Nyawa mengisahkan tentang suka duka seorang Ibu tunggal yang baru saja ditinggal meninggal oleh suaminya. Ia hidup bersama sembilan anaknya baik tiri maupun kandung. Banyak cobaan yang dialami oleh sang ibu terutama pada persoalan finansial keluarga sampai lingkungan tetangga yang skeptis pada seorang janda. Di novel ini kita ditunjukkan kebesaran hati serta tawakal sang Ibu atas berbagai cobaan yang menimpa. Dukungan dari anak anaknya menjadi energi bagi Ibu untuk tetap bertahan.
Penyambung Nyawa adalah novel yang sederhana. Sangat “kehidupan sehari-hari” sekali, artinya konflik yng ditawarkan sudah bukan konflik yang asing lagi. Saya paling suka momen dimana ibu harus merelakan anaknya ke perantauan, bagi saya itu adalah momen terbaik Yudha dalam menggambarkan emosi sang tokoh utama, bagaimana perempuan yang baru saja kehilangan suaminya kembali harus merelakan tiga anak lelaki tirinya pergi merantau ke Malaysia demi kebutuhan ekonomi keluarga. Ini adalah fase yang memberatkan, Ibu semakin rapuh atas beban tanggung jawab keluarga yang dirasakannya, kepergian tiga anaknya pertanda bagi Ibu belum bisa memberikan yang terbaik pada anak-anaknya, sampai tetangga yang masih sempatnya bergunjing tentang Ibu yang “mengusir” tiga anak tirinya. Ibu digambarkan memiliki wajah paling sedih saat Ibu sedang menangis. Dan novel yang mellow ini, bagaimana Ibu kerap menangis atas berbagai cobaannya, hingga akhirnya tak sanggup lagi, akan kita rasakan semua itu saat membaca novelnya langsung.
Novel yang kaya akan konflik ini tentu akan membuat jengah dipertengahan kita membacanya. Apalagi pemilihan kata maupun pengolahan bahasa yang menjadi kunci utama dalam menarik minat baca pembaca masih tergolong lemah. Tapi lagi-lagi, tantangan membaca novel semacam itu pun berlalu juga. Oiya, novel ini juga ditambahkan dengan berbagai terjemahan Quran dan Hadist, unik sekali rasanya hehehe. Ya jadi bacalah sebagai pengisi waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar