LOVE
“You
are always in my heart”
Aku tidak tahu kapan pastinya.
Aku juga tidak tahu bagaimana bentuknya. Sama sekali tidak tahu bagaimana cara menyentuhnya.
Aku hanya tahu, bagaimana tiap detik ia harus
sesak padahal sebelumnya ia tidak punya kronologi penyakit asma, sekalipun di riwayat
sakit keluarganya. Semakin hari perasaan itu tumbuh, melaut dan sangat sulit digenggam.
Selalu saja menuntun agar melihatnya selalu baik-baik saja, selalu ingin agar
tersampul senyum karenanya dan selalu ingin terlukis bahagia ketika bersama.
Tidak
bisa digenggam hanya bisa dirasakan. Ferli benar-benar merasakan setiap hari rongga
dadanya dipenuhi banyak perasaan cinta, entah itu rindu yang berlalulalang, kesepian
setiap kali tak bersentuhan mata meskipun hanya lewat vc, keinginan untuk berjumpa,
bahkan kesedihan tak kala melihatnya tersenyum kepada yang lain.
Kali
ini, kesempatan besar untuk menyatakan hasrat tidak akan dibuangnya percuma.
Setelah memberikan seribu bunga, ia akan membawa gadis itu ke Kafe Idola, Di
sana, Karin bersama pelayan membuat kejutan seindah mungkin untuk Irma. Berharap
momen katakan cintanya tidak akan pernah dilupakan gadis berhijab itu.
“Kita
sebenarnya mau kemana sih?” Irma penasaran.
Dari
tadi Ferli hanya diam. Biasanya sesibuk apapun, entah itu berjalan berisian dan
menyetir seperti sekarang, ia akan bicara padanya. Berbeda dengan kali ini,
hanya mersepon dengan senyuman.
“Kamu
tidak membuataku sampai jantungankan?” mata Irma membulat.
Lagi-lagi
hanya senyuman terpampang di wajah rupawannya.
Hah.
Irma mendengus nafas panjang. Percuma saja kalau banyak bertanya, mendingan ia mempersiapkan
diri menghadapi kejutan yang akan di berikan Ferli. Meskipun tidak diberitahu,
tetap saja terlukis jelas di dahinya tentang surprise itu.
Dan,
ia terperangah. Jantungnya berdegup kencang, lebih kencang dari sebelumnya.
Ferli
membawanya ke tempat di mana hari-hari kemarin, mereka habis bersama di sana.
Karin,
Diana, Fara dan beberapa teman kelasnya yang lain dating membawa bunga mawar ketika
ia sampai di depan kafe yang sudah dihias secantik mungkin. Didominasi warna
pink hello kitty, persis favoritnya.
Haruskah kubilang cinta
Hati senang namun bimbang
Ada cemburu juga rindu
Kutetap menunggu
Dan,
alunan lagu menjemput kaki-kakinya yang bergetar hebat ketika sampai di dalam kafe.
Andai
tidak malu, pasti ia sudah pingsan. Terlalu manis yang diberikan Ferli padanya.
“Kamu
duduk dulu ya,” Ferli membuyarkan pikirannya yang melayang kelangit ke tujuh. Diberikan
kursi agar ia duduk. Sudah disajikan steak
kesukaannya.
“Kamu
mau kemana?” katanya terbata-bata.
Lagi
dan lagi, Ferli hanya tersenyum. Ferli duduk di kursi yang berhadapan dengan dirinya
sekarang.
Tiba-tiba
gelap menengadah. Irma semulanya takut, namun secepat mungkin sebuah layar memberikan
cahaya yang menyilaukan, membuatnya menyilaukan mata.
Ditampilkan
gambar-gambar dirinya ketikaduduk di bangku sekolah dasar.Namun, ia tidak sendiri,
ia ingat sekali itu adalah Andra, kakak kelasnya yang selalu menganggunya.
Banyak hal yang mereka habiskan bersama dan alangkah terkejutnya Irma, bocah itu
adalah pemuda yang sedang memberikan kejutan luar biasa itu padanya.
“Apa
kamu tahu Irma? Bahwa aku sudah menyukaimu dari sejak kita duduk di bangku sekolah
dasar,” mantap sekali terlontar dari mulut Ferli.
“Aku
tidak hanya mencintaimu dari sejak kita satu kampus, melainkan dari sejak kita satu
sekolah dasar.”
Irma
terus menatap teduh. Cintanya yang selama ini dianggap besar ternyata Ferli memilikinya
lebih luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar