LOVE
2
“You
are always in my heart”
“Apa kamu mau menjadi
pacarku?”
Jujur.
Pertanyaan itu sudah lama sekali dinantikannya. Hanya saja waktunya benar gtepat
sekarang. Di saat kejutan itu masih terus berkelanjutan. Tangisan bahagia
menggiringnya mengangguk.
“Alhamdulillah,”
ucap Ferli lantang.
Semua
yang melihat cepat-cepat menguapkan tepuk tangan yang bergemuruh.
Andai
sudah halal, pasti sudah direngkuhnya gadis. Namun, tidak mungkin melakukan
keji sampai waktu merestui.
Semua
yang melihat ikut bahagia. Beberapa dari mereka ada juga yang iri. Entah kapan
akan merasakan kebahagiaan yang sama, meskipun itu hanya secercah. Memang benar
dalam kitab suci Alquran. Yang terbaik pasti diberikan kepada yang terbaik
pula.
.
Dan, nikmat mana lagi yang harus diingkari?
Nikmat-nikmat
yang mengalir di hidupnya benar-benar ajaib sekarang. Pemuda yang dulu hanya
bisa dilihatnya dari kejauhan, perlahan Allah mendekatkan padanya di saat yang
tepat. Paling tepat. Begitu dirasakan Irma, sampai-sampai membuatnya menangis
terisak-terisak.
“Sudah,
kamu jangan menangis lagi. Ini sapu tanganmu,” ucap Ferli sambil memberikan
sapu tangan biru.
Dengan
malu-malu Irma mengambilnya, kemudian melanjutkan tangisannya.
“Udah
jangan nangis mulu. Bukankah kamu malah harus terus tersenyum?” Karin kemudian
tertawa.
“Udah
dong. Jangan ledek Irma, nanti tambah mewek loh. Mewek bahagia,” Dian
menambah-nambah.
Bukannya
berhenti malah semakin terisak, membuat Ferli semakin bingung.
Beberapa
kali mencoba berbicara, gadis itu hanya melihat sambil terus menangis. Hah. Ia
mendengus nafas panjang, Ia harus melakukan sesuatu untuk membuatnya berhenti
menangis.
Dan,
diambilnya gitar untuk memainkan sebuah lagu yang khusus dipersembahkan untuk
gadis yang sudah menerima cintanya.
Jika ada yang bilang kulupa kau,
jangan kau dengar….
Jika ada yang bilang kutak setia,
jangan kau dengar….
Banyak cinta yang datang mendekat,
kumenolak….
Semua itu karena kucinta kau…..
Kau…..
Jika ada yang bilang kutak baik,
jangan kau dengar….
Jika ada yang bilang kuberubah,
jangan kau dengar…
Banyak cinta yang datang mendekat,
kumenolah…
Semua itu karena kucinta kau, Kau……
Saat kau ingat aku kuingat kau….
Saat kau rindu aku juga rasa….
Kutahu kau selalu, ingin denganku….
Kulakukan yang terbaik yang bisa
kulakukan…..
Tuhan yang tahu kucinta kau….
Jika kau tak percaya padaku,
sakitnya aku….
Jika kau lebih dengar mereka, sakit
hatiku….
Banyak cinta yang datang mendekat,
kumenolak…
Semua itu karena kucinta kau….
Kau….
Saat kau ingat aku kuingat kau….
Saat kau rindu aku juga rasa….
Kutahu kau selalu, ingin denganku….
Kulakukan yang terbaik yang bisa
kulakukan…..
Tuhan yang tahu kucinta kau….
Lagu
yang dipopulerkan Bunga Citra Lesatri itu dan dinyanyikan oleh Ferli dengan
suara yang merdu, membuatnya terkesima bahkan terlupa dengan tangisannya.
“Ciya
yang udah berhenti nangis,” Karin meledek.
Irma
berdiri dan tidak memperdulikannya. Ia berjalan mendekati Ferli dan menunduk
mengucapkan terima kasih.
“Tidak
usah bilang terima kasih. Sebenarnya apapun yang membuatmu bahagia, pasti akan
kulakukan itu.”
Huff….
Jantung Irma kembali berdegup kencang. Apalagi setelahnya, teman-temannya
meledek dengan bersiul dan berteriak ciye-ciye.
Untuk
menetralisir salah tingkahnya dengan melihat lingkaran jam di tangannya.
“Ah,
sudah jam 9. Lebih baik kita pulang sekarang. Besok pagi kan, kita harus
kuliah,” katanya kemudian tas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar