post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Jumat, 11 Mei 2018

Special Love (24)


LOVE 2
“You are always in my heart”

“Apa kamu mau menjadi pacarku?”
Jujur. Pertanyaan itu sudah lama sekali dinantikannya. Hanya saja waktunya benar gtepat sekarang. Di saat kejutan itu masih terus berkelanjutan. Tangisan bahagia menggiringnya mengangguk.
“Alhamdulillah,” ucap Ferli lantang.

Semua yang melihat cepat-cepat menguapkan tepuk tangan yang bergemuruh.
Andai sudah halal, pasti sudah direngkuhnya gadis. Namun, tidak mungkin melakukan keji sampai waktu merestui.
Semua yang melihat ikut bahagia. Beberapa dari mereka ada juga yang iri. Entah kapan akan merasakan kebahagiaan yang sama, meskipun itu hanya secercah. Memang benar dalam kitab suci Alquran. Yang terbaik pasti diberikan kepada yang terbaik pula.
. Dan, nikmat mana lagi yang harus diingkari?
Nikmat-nikmat yang mengalir di hidupnya benar-benar ajaib sekarang. Pemuda yang dulu hanya bisa dilihatnya dari kejauhan, perlahan Allah mendekatkan padanya di saat yang tepat. Paling tepat. Begitu dirasakan Irma, sampai-sampai membuatnya menangis terisak-terisak.
“Sudah, kamu jangan menangis lagi. Ini sapu tanganmu,” ucap Ferli sambil memberikan sapu tangan biru.
Dengan malu-malu Irma mengambilnya, kemudian melanjutkan tangisannya.
“Udah jangan nangis mulu. Bukankah kamu malah harus terus tersenyum?” Karin kemudian tertawa.
“Udah dong. Jangan ledek Irma, nanti tambah mewek loh. Mewek bahagia,” Dian menambah-nambah.
Bukannya berhenti malah semakin terisak, membuat Ferli semakin bingung.
Beberapa kali mencoba berbicara, gadis itu hanya melihat sambil terus menangis. Hah. Ia mendengus nafas panjang, Ia harus melakukan sesuatu untuk membuatnya berhenti menangis.
Dan, diambilnya gitar untuk memainkan sebuah lagu yang khusus dipersembahkan untuk gadis yang sudah menerima cintanya.
Jika ada yang bilang kulupa kau, jangan kau dengar….
Jika ada yang bilang kutak setia, jangan kau dengar….
Banyak cinta yang datang mendekat, kumenolak….
Semua itu karena kucinta kau….. Kau…..
Jika ada yang bilang kutak baik, jangan kau dengar….
Jika ada yang bilang kuberubah, jangan kau dengar…
Banyak cinta yang datang mendekat, kumenolah…
Semua itu karena kucinta kau, Kau……
Saat kau ingat aku kuingat kau….
Saat kau rindu aku juga rasa….
Kutahu kau selalu, ingin denganku….
Kulakukan yang terbaik yang bisa kulakukan…..
Tuhan yang tahu kucinta kau….
Jika kau tak percaya padaku, sakitnya aku….
Jika kau lebih dengar mereka, sakit hatiku….
Banyak cinta yang datang mendekat, kumenolak…
Semua itu karena kucinta kau…. Kau….
Saat kau ingat aku kuingat kau….
Saat kau rindu aku juga rasa….
Kutahu kau selalu, ingin denganku….
Kulakukan yang terbaik yang bisa kulakukan…..
Tuhan yang tahu kucinta kau….
Lagu yang dipopulerkan Bunga Citra Lesatri itu dan dinyanyikan oleh Ferli dengan suara yang merdu, membuatnya terkesima bahkan terlupa dengan tangisannya.
“Ciya yang udah berhenti nangis,” Karin meledek.
Irma berdiri dan tidak memperdulikannya. Ia berjalan mendekati Ferli dan menunduk mengucapkan terima kasih.
“Tidak usah bilang terima kasih. Sebenarnya apapun yang membuatmu bahagia, pasti akan kulakukan itu.”
Huff…. Jantung Irma kembali berdegup kencang. Apalagi setelahnya, teman-temannya meledek dengan bersiul dan berteriak ciye-ciye.
Untuk menetralisir salah tingkahnya dengan melihat lingkaran jam di tangannya.
“Ah, sudah jam 9. Lebih baik kita pulang sekarang. Besok pagi kan, kita harus kuliah,” katanya kemudian tas.
Ferli hanya menggelengkan kepala. Kemudian mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya yang sudah membantu mempersiapkan kejutan untuk Irma dan mulai mengantar gadis itu pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar