post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Jumat, 15 Februari 2019

Special Love (47)


TERTEMBAK
“Salah satu tujuanku hidup adalah untuk melindungimu”

Ya Allah, lindungilah dia di manapun ia berada. Jangan biarkan sesuatu terjadi padanya.
Doanya yang mengalun lembut di akhir sholatnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa perasaannya begitu gelisah, khawatir akan Irma. Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan ia belum sembuh total.
Bagaimana kalau para brengsek itu berbuat jahat padanya. Pokoknya tidak akan diampuni kalau sampai ia mendapatkannya. Batin Ferli terus berkecamuk namun berusaha melakukan sesuatu untuk menemukan gadis yang dicintainya. Ia mencoba menghubungi ayahnya dan Alhamdulillah, bantuan terulur.

Sang ayah membantu dengan menyewa orang untuk mencari Irma di segala tempat di kota.
Bagaimana dengan polisi? Tidakkah ia harus melaporkan kepada pihak berwajib yang memang merupakan tugas mereka.
Ya, Ferdi sudah mencoba namun belum bisa diproses karena belum memakan waktu dua puluh empat jam.
Adzan Asyar kembali berkumandang, setelah kurang lebih tiga jam ia melakukan pencarian bersama orang-orang suruhan ayahnya, segera ia beranjak menuju masjid untuk melaksanakannya kewajibannya. Nampak begitu khusyuk dan ia teringat akan Kebesaran Allah yang siapapun tidak akan bisa mengalahkannya. Termasuk urusan ini, ia harus menyerahkannya kepada-Nya. Sang Pengatur kehidupan.
Terdengar ponselnya berdering. Rika menelepon untuk menanyakan apakah ada perkembangan mencarinya. Dengan merasa bersalah saat menjawab pertanyaan itu, “Belum ada sama sekali. Tapi, ia akan berusaha sampai ia menemukannya. Ia tidak akan membuat Irma menunggu terlalu lama.”
Rika terdengar terisak. Ia percaya kepada pemuda yang sangat mencintai anaknya. Sebelum ibu Irma itu memutuskan teleponnya, Aditia langsung mengambilnya dan berbicara tenang kepadanya.
“Terima kasih sudah mau mencari Irma dan maafkan atas apa yang sudah aku lakukan padamu.”
“Tidak apa-apa om. Yang berlalu biarlah berlalu. Paling penting sekarang adalah bagaimana menyelamatkan Irma dalam cengkeraman ayah Intan.”
“Apa? Ayah Intan?”
Padahal sebelumnya ingin menyembunyikan kebenarannya. Karena takut kalau sampai orang tua Irma akan membebaskan gadis jahat itu dari penjara demi menyelamatkan anaknya. Itu akan sangat berbahaya, Intan pasti akan melakukan sesuatu yang jahat lagi. Terbukti dengan kejadian tersesat dan keracunan kemarin. Hanya saja sekarang, ia sudah tidak bisa mengelak lagi. Mau tak mau ia harus memberi tahu orang tua Irma.
“Ia. Jadi yang melakukan semua ini adalah ayah Intan. Ia menculik Irma dan akan membebaskannya kalau anaknya dibebaskan dari penjara. Semua yang dituduhkan pada anaknya harus dicabut.”
“Dasar brengsek,” terdengar Aditia begitu marah.
“Tapi kita harus bisa mengatasi semua ini dengan kepala dingin om. Kita tidak boleh gegabah.”
“Kamu benar nak’. Lantas haruskah kita membebaskan Intan dari segala tuduhannya?”
“Kalau menurut saya om kita harus bersabar karena aku bersama orang-orang suruhan ayahku sedang mencari Irma dan untuk membebaskan Intan, kita harus tunggu dulu karena kalau membebaskannya, itu juga bisa berbahaya. Dia bisa saja nekat kembali membunuh Irma.”
Aditia mengerti, pun ia berniat bersama Ferli mencari anaknya dan keduanya pun mencari Irma.
***
Ferli mendapat kabar dari salah satu orang suruhan ayahnya bahwa ia menemukan Irma di sebuah gudang besar yang terletak tidak jauh dari rumah ayah Intan. Segera Ferli dan Aidtia menuju ke tempat tersebut, diikuti juga orang-orang suruhan Harleks yang lain.
Alhamdulillah. Irma selamat namun Ferli harus mendapatkan tembakan di lengannya yang membuatnya terluntai ke lantai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar