post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Selasa, 27 Juni 2017

Nyawa Hidupku (Part 4)



Dalamnya air di tengah laut. Bahkan meski harus ke sana, Yudha akan melaluinya demi menunjukkan betapa besar rasa cintanya kepada Sakinah. Dan, sekarang tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada, mencoba menanamkan benci di hati gadis pujannya hatinya itu terhadap Ihsan. Memperburuk keadaan dan salahnya malah lebih membenci Fitri yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.
“Lihat sendirikan, dia lebih memilih gadis itu daripada gadis secantik kamu,” gerutu Yudha

“Ini semua salah Fitri. Aku akan buat perhitungan dengannya nanti, lihat saja,” geram Sakinah.
Amukan itu meski tak terdengar, diikuti dengan nafsu berkobar-kobar untuk memiliki sesuatu yang menurutnya miliknya, padahal bukan.
            Ingin mencairkan suasana. Pelan-pelan memberikan coklat kesukaan Sakinah.
            “Tuh mata, gak usah digituin, nih ambil aja coklat kesukaan kamu.”
            Pemuda bermata sipit itu lantas berlalu setelah merasa melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Berseri-seri, berharap sedikit demi sedikit bisa memngikis cinta segetignya, dan tertinggal dua sejoli yang saling mencintai. Sementara masih dalam keadaan menenangkan diri, tanpa terlihat gadis bermata bulat itu membuang jauh coklat tadi, menurutnya bukan waktu tepat untuk memakan sesuatu seperti itu.
            “Yang aku mau adalah membuat Fitri jerah dan tidak sok cantik lagi.”
            “Kita pasti bantuin kamu, kita kan sahabat sejati,” tukas Tina sambil memegang pundak Sakinah.
            Ramlah mengikut, lalu berpikir sejenak tentang cara untuk melakukan pembalasan dendam sakit hati. “Aku tahu caranya, dan kalian tinggal bantu aku aja. Ini akan ada kaitannya dengan pengkaderan junior OSIS besok?”
            Alis Ramlah dan Tina terangkat. Untuk kepentingan ketua genksnya, mereka rela melakukan apa saja demi membuktikan persahabatan, walau sebenarnya ada kesalahan. Entah bagaimana mengartikan friendship di dada masing-masing. Hanya yang ditahu bahagia mereka bahagia Sakinah, bukan juga karena rasa persahabatan, tetapi karena ketua genknya itu tak pernah bahagia sendiri, pasti selalu memanggil mereka entah itu dalam suka maupun duka.
             Bersambung.....................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar