post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Selasa, 27 Juni 2017

Nyawa Hidupku (Part 9)

"Semakin Dekat"

Sudah sampai titik di manakah kedekatan mereka? Sampai-sampai seolah tak sadar beberapa di antara mereka ada yang cemburu.
Ihsan memberikan sampah busuk untuk menciumkan kepada gadis berhijbat itu, ah, selang detik terbalas. Persisnya sedang bersendagurau padahal sedang melaksanakan program baksos. Hutan bersih.
Selepas mendengar batuk dibuat-buat oleh Pembina, mereka takut melanjutkan. Saling seutas senyum.

Oh. Ada apa ini? Kenapa begitu senang? Sama-sama tergandrungi perasaan tak menentu.
“Terima kasih ya kemarin, kakak udah nolongin aku. Aku gak tahu deh, kalau tidak ada kakak, mungkin aku sudah jadi makanan binatang buas.”
Apa? Kakak.....
“Apaan sih? Itukan memang tanggung jawabnya laki-laki apalagi aku seniormu, sudah kewajiban melindungi.”
Astaga, kewajiban senior melindungi juniornya. Bukankah ini lebih?
Dekat? Setiap penyaksi seolah bertanya-tanya gerangan apa yang terjadi diperistiwa hilang kemarin, nyaris menyambungkan tali persaudaraan atau tidak cinta. Entahlah, hanya mereka berdua yang tahu. Toh Fitri tidak pernah jujur dengan sahabat-sahabatnya.
“Sebenarnya kamu udah jadian kan dengan Ka Ihsan?”
“Ia Fit, jujur aja sama kita-kita. Kita kan sahabat kamu.”
Lia dan Ulfa seakan mengadili.
“Ah gak asyik nih....  Masa gak mau berbagi sama sahabatnya,” Ulfa manyung.
Hhhhhhh. Lantas apa yang harus dijawab? Memang belum ada hubungan jelas telah terjadi.
“Guys, kalian ini masa ngepoin aku mulu. Memang tidak capek apa? Dari tiga bulan lalu loh, kalian tidak pernah berhenti kepoin,” diikuti senyum menawan.
“San, kitakan udah lama banget bersahabat. Udah dari SD. Masa kalau kamu dekat dengan Fitri atau pacaran, masa gak bilangi kita-kita.”
Begitupun Yudha tak pernah berhenti penasaran soal hubungan yang kian dekat antara sahabatnya dengan gadis berhijab itu.
“Jujur aja San, masa kabar bahagia begitu disembunyikan. Lagian itu kabar baik, karena sudah memutuskan hubungan fix, jadi Sakinah tidak mempunyai alasan untuk dekat denganmu. Ia kan Wan?”
Diam. Irwan tidak merespon apapun.
“Tidak ada apa-apa. Beneran. Kamu hanya teman dekat.”
Oh teman dekat? Bukankah itu spesial.
Entahlah. Keduanya sama-sama tidak mau jujur. Tapi apa memang belum ada hubungan jelas antara keduanya. Ya, jangan-jangan SEBASTIAN- Sebatas hubungan tanpa kepastian.
Bulan-bulan berlalu setelah kejadian itu, Ihsan dan Fitri memang sepasang merpati yang selalu beterbangan bersama, di perpustakaan, taman sekolah, taman kota, taman bermain, wahana permainan di mall atau di toko buku. Peristiwa itu pula Sakinah mempersiapkan rencana sematang-matangnya, mencari kelemahan Fitri di mata Ihsan. Dibantu dua sahabatnya yang mau saja disuruh melakukan apapun.
Semula tertekan, mata ingin buta saja tiap kali memandang kemesraan Ihsan dan Fitri. Sudah pasti hari berdarah-darah, terluka dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar