post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Jumat, 01 September 2017

Nyawa Hidupku (Dekat Tapi Jauh) Part 13




Apa yang ada di dalam pikirannya sekarang? Kenapa matanya begitu menyinarkan kekilauan benci. Allah. Begitu menusuk. Kesalahan apa yang sebenarnya telah aku lakukan? Sampai-sampai dia menjauh dan tak mau kenal lagi denganku. Fikir Fitri saat tak sengaja memungut kopia pemuda beralis terbang yang terbang ke arahnya.
“Ini punya kamu.”
Tanpa berkata-kata, mencoba membalas ataupun terima kasih misalnya, hanya langsung mengambil, seolah jijik melihat walau hanya sebentar.

“Ka Ihsan.....” air mata berderai.
Ada respon, dia berbalik dan mendekat. Mungkinkah menyadari bahwa semua ini bukanlah kesalahanku.
“Jangan pernah panggil aku kakak lagi dan menyebut namaku. Camkan itu!”
Apa? Bahkan memanggil nama pun tak bisa.
“Tapi kenapa? Aku tidak tahu apa-apa masalah kemarin. Aku harus gimana, supaya kamu picara. Ak.......”
Pembicaraan yang belum selesai, tapi untuk apa toh diperdulikan juga. Untung kedua sahabatnya datang di waktu yang tepat.
Jauh, menghindar dan nyaris tak ada sunggingan untuk bersama.
***
Hari minggu sore kegiatan rutin osis, pengajian bersama. Sakinah nampak tak pernah pisah dengan Ihsan. Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tawa gurih mengalir dan memperlihatkannya pada Fitri. Tapi gadis berhijab itu pun tak sendiri juga, ada Irwan yang setia menemaninya.
Apa yang mereka lakukan berdua? Apa mereka sudah jadian. oh tidak, kenapa aku harus perduli. Tak bisa membohongi perasaannya, Ihsan sebenarnya menampakkan perasaan tidak suka melihat Fitri dengan Irwan.
“Sakinah, apa yang kamu lakukan? Koq kamu tega banget sama aku.” Yudha tiba-tiba hadir, melepaskan pegangan tangan Sakinah di lengan pemuda beralis tebal.
“Apaan sih Yud,? Tega kenapa? Hhh, emangnya kamu siapa kalau aku Ihsan, kamu teman saja bukan. Kamu pantasnya sama Yuni tuh, si cupu dan alay,” sambil menunjuk ke arah gadis berkecamata.
Hah. Gadis cupu? Terus dia apa, gadis ganjeng dan tak tahu malu. Menyukai pemuda yang jelas-jelas tak menyukainya.
“Apa kamu bilang? Coba ulang sekali lagi?” Yuni tak tahan.
“Kamu tuh pantasnya sama Yudha, karena kamu itu cewek cupu.”
Dan, terjadilah perseteruan tarik rambut. Untungnya segera dileraikan oleh Pak Yunus. Saling meminta maaf atau dilapor sama guru BP? Dua pilihan yang terasa berat, hanya saja memilih saling meminta maaf adalah paling terbaik.
“Ini belum selesai, aku pastikan kamu akan mendapatkan kejutan istimewa dari aku,” mata Sakinah menyala.
“Kamu pikir aku sama dengan teman-teman lain yang kamu bully. Tidak. Aku tidak akan tinggal diam kalau kamu mengangguku,” mata Yuni menantang.
Sementara gadis berhijab itu tak pernah sedikit pun tak memperhatikan Ihsan dari kejauhan. Semoga Allah segera membuka semuanya, tentang kesalahpahaman ini. menyeka air mata yang terjatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar