Banyak yang tidak menyangka Sakinah, cewek yang
selama ini sangat benis, suka membully dan tidak punya hati bisa bersikap jujur
dan meminta maaf. Apakah itu jujur atau
hanya akal-akalannya saja? Mungkin ada keinginan tersembunyi? Tidak lain
hanyalah mencuri perhatian Ihsan? Toh semua tahu dia tidak bisa hidup tanpa
pemuda beralis tebal itu. Tapi....
“Assalamualaikum teman-teman. Mungkin ini sudah
sangat terlambat, tapi aku benar-benar ingin meminta maaf dan menyesali atas
perlakuan jahat yang pernah aku lakukan sama kalian. Mungkin pula kalian akan
sangat sulit mempercayai ini, tapi aku benar-benar jujur. Aku tidak meminta
kepercayaan kalian, karena itu adalah hal yan paling sulit. Aku hanya minta
izinkan aku mencoba berbuat baik......” suara gadis berwajah bulat itu di radio
sekolah. sedikit parau karena bercampur isakan.
Benar-benar meminta maaf. Bahkan kedua sahabatnya
yang seperti kacung pun meminta maaf. Nampak legah setelah itu.
“Makasih Fit, aku mungkin tidak akan bisa melakukan
ini kalau kamu tidak memaafkan kami,” sambil merangkul tangan Fitri.
Terjaga. Ingin melepaskan, namun gadis baik hati di
sampingnya menarik ulang.
“Sama-sama, kalian sudah membuktikan dan aku yakin
kalian akan mendapatkan kepercayaan itu,” tersenyum.
Sesaat berpelukan, bahkan bukan cuma mereka berdua,
Ulfa, Tina, Lia, dan Ramlah ikut.
Bersahabat
dengan banyak orang tidaklah gampang, hanya saja beri kepercayaan bahwa
bersahabat lebih baik daripada berteman.
“Jangan mudah percaya sama dia Fit, dia pasti ingin
menusukmu dari belakang.”
“Ia Fit, hati-hati sama dia.”
“Jangan sampai kamu di fitnah lagi.”
Dan, masih banyak omongan-omongan menentang
persahabatan baru mereka.
Saling menggenggam.
“Kamu jangan sedih ya, memang butuh waktu, tetapi
selama kita bersama-sama semuanya pasti bisa dilewati,” Fitri tersenyum.
Suasana bahagia. Baru kali ini Sakinah and the genk
merasakan kehangatan seperti ini. Seolah kebahagiaan sejati sudah didapatkan. Sebenarnya bukan ketika mendapatkan apa yang
kita ingin tercapai itu adalah bahagia, tetapi ketika kita bisa merasakan
kesyukuran dalam diri.
Syukur? Mungkin
itu yang dirasakan saat ini.
“Aku senang melihat kamu seperti ini Sakinah. Aku
bangga jadi kakak kamu.”
“Tak ada yang lebih bahagia selain melihat senyum
bahagia di wajahmu Fit.”
Irwan dan Ihsan ikut melanggenkan senyuman.
Kebahagiaan tak terkira. Memang menjauh dan mendekat selalu berdampingan.
Beberapa hari yang lalu bertengkar hebat, saling menjauh, sekarang semuanya
membaik, saling berpegangan. Semoga ini
arti sahabat yang sesungguhnya.
Lantas bagaimana dengan Yudha? Apakah hatinya masih
tetap dengan Sakinah? Yang sekarang sudah berubah dan mendapatkan kepercayaan.
Dan, Yuni apakah masih menyimpan dendam menyesatkannya sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar