post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Kamis, 26 Oktober 2017

BUTUH NYALI


(Hati, detakan, degupan, saatnya kau nyatakan dalam untaian kata yang bisa menyelimuti muaranya)

            Tersenyum, hanya saja bukan seperti biasa.
            Ardi mulai berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali, membiarkan pandangan teman-temannya berbeda.
Dulu dia sering sekali terlambat. Bahkan datang setelah ada satu pelajaran selesai. Sekarang benar-benar berubah. Sebenarnya ada apakah gerangan?

            Juki mengenal sahabatnya itu sangat baik, tapi kali ini dia sama sekali tidak bisa menebak apa yang sebenarnya meruncing di dalam pikiran Ardi, seminggu sudah seperti bukan dirinya sendiri.
            Dan, hanya Allah dan dia yang tahu.
            Mendadak dia sering ke perpustakaan, mengejarkan PR, rapi dengan pakaiannya. 360 derajat tingkat perubahannya. Juki, guru-guru dan semua warga sesekolahan terkesima, namun heran.
            Lambat laun tercium juga sebab yang menyebabkan Ardi berlakon itu semua. Cinta bisa merubah sikap seseorang dari yang tidak baik, tidak sopan, menjadi seseorang yang baik dan berbudi pekerti.
            “Ya elah, Di. Aku tahu kali, kamu sebenarnya suka kan sama Mida?”
            Laki-laki yang duduk di kursi hitam yang panjang, berderet di depan kelas XI IPA 2 – kelas Ardi dan Juki – tergagap. Tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan temannya.
            “Tidak apa-apa kalau kamu belum mau cerita, tapi aku kasih tahu, segera lakukan sesuatu sebelum ada yang mengambilnya lebih dulu.”
            Laki-laki di hadapan Juki itu tetap diam, hanya merespon dengan kediaman seribu bahasa.
Sampai sosok berbahu tinggi yang selalu memberinya tawaran bantuan untuk mendekati Mida sekarang hanya bisa memberikan sapu tangan biru kepadanya. Ardi, temannya yang baru pertama kali jatuh hati pada seorang gadis kini patah hati karena Mida pindah sekolah. Apa yang selalu disarankan Juki tak sama sekali didengar, andai saja waktu itu aku mengatakannya sebelum dia pergi? Andai saja aku mengatakannya persis apa yang dikatakan Juki, mengatakan bahwa sebenarnya aku jatuh cinta? Mungkin tak akan seperti ini.
Rutukan hati Ardi.
Pikiran kalut membumbui, hingga membuatnya kembali menjadi sosok siswa pemalas dan sering tidak mengerjakan PR.
Cinta juga bisa membuat sesorang berubah menjadi buruk.
Kalimat yang harusnya diucapkan Juki dulu setelah mengatakan cinta bisa membuat orang menjadi baik.
***
            Cinta yang terpendam dan membelunggu lantas sering membuatnya tak bisa berdiri tegak. Pemuda yang masih berumur 16 tahun itu menengadah ke langit-langit atas. Cukup sekali saja merasakan sakit hati seperti ini, jangan sampai dua kali. Begitu banyak rasa yang telah dibuang percuma, juga waktu dengan sia-sia. Ardi menghela nafas yang terdengar berat.
            Aku harus bisa move on! Harus!
            Sepasang matanya tiba-tiba terfokus, langkah gadis berambut pendek dengan tinggi yang kurang lebih sejengkal lebih pendek darinya. Menatapnya sayu sambil berjalan segera. Tak bisa dihindari. Tak bisa ditebak. Kapan dan di mana datangnya. Cinta.
            Tania. Ardi jatuh hati padanya, untuk kedua kalinya dan kali ini kepada anak baru yang kebetulan sekelas. Berbagai cara ditempuh dengan beralasan mengerjakan PR bersama, akhirnya tahu Tania tinggal di mana. Mungkin benar kata orang, cara terbaik untuk move on adalah pindah ke lain hati.
            Detik-detik mengalun, cepat dan kedekatan Ardi dan Tania semakin lengket saja.
            Dengan caranya sendiri, seperti terpanggil atas perintah hati untuk segera mengungkapkan isi hati yang sebenarnya. Sekarang atau tidak sama sekali. Jangan sampai hal yang dulu, terjadi lagi.
            Laki-laki yang berseragam putih abu-abu itu paham tidak akan mudah. Tapi, mengatakannya adalah hal terbaik. Juki tak berhenti memberi topangan untuknya memperjuangkan cintanya. Akan melewati lembah-lembah tak indah, hanya saja percaya dan berpikir baik itu lebih baik. Dalam cinta, memang tak semudah mengucapkan kata-katanya.
            Harapan putus seketika, penglihatan kedua mata menghantarkannya membaca situasi. Hanya melihat betapa mesranya Tania dengan cowok bertubuh menjulang. Dan, dia sadar apa yang tengah terjadi ternyata nasib cinta yang baik belum berpihak padanya.
            Tapi, tak ada lagi kata putus asa, patah hati karena cinta. Dia bisa menawari hati dengan kebaikan, pengalaman keduanya tentang cinta membuatnya jadi lebih baik. Cinta sesungguhnya akan di dapatkan pada waktunya, cinta tulus.
            Dia tak pernah lagi mengeluh, Juki saja merasa aneh tapi bahagia melihat sahabatnya, sebijak langit memberi keteduhan dengan menerbitkan bulan saat mentari sudah tak mampu menerangi.
            Bersama keyakinannya itu, Ardi mendapatkan gadis yang selama ini dicarinya. Didapatkannya saat duduk dibangku kuliah, bahkan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan.

Notes: Tolong beri coment and rating!!! Jangan lupa kritik dan sarang!!!
Pict source: gambarzoom.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar