(Hati, detakan, degupan, saatnya
kau nyatakan dalam untaian kata yang bisa menyelimuti muaranya)
Tersenyum, hanya saja bukan seperti
biasa.
Ardi mulai berangkat ke sekolah
pagi-pagi sekali, membiarkan pandangan teman-temannya berbeda.
Dulu dia sering sekali terlambat. Bahkan datang setelah ada satu pelajaran selesai. Sekarang benar-benar berubah. Sebenarnya ada apakah gerangan?
Dulu dia sering sekali terlambat. Bahkan datang setelah ada satu pelajaran selesai. Sekarang benar-benar berubah. Sebenarnya ada apakah gerangan?
Juki mengenal sahabatnya itu sangat
baik, tapi kali ini dia sama sekali tidak bisa menebak apa yang sebenarnya
meruncing di dalam pikiran Ardi, seminggu sudah seperti bukan dirinya sendiri.
Dan, hanya Allah dan dia yang tahu.
Mendadak dia sering ke perpustakaan,
mengejarkan PR, rapi dengan pakaiannya. 360 derajat tingkat perubahannya. Juki,
guru-guru dan semua warga sesekolahan terkesima, namun heran.
Lambat laun tercium juga sebab yang
menyebabkan Ardi berlakon itu semua. Cinta bisa
merubah sikap seseorang dari yang tidak baik, tidak sopan, menjadi seseorang
yang baik dan berbudi pekerti.
“Ya elah, Di. Aku tahu kali, kamu
sebenarnya suka kan sama Mida?”
Laki-laki yang duduk di kursi hitam
yang panjang, berderet di depan kelas XI IPA 2 – kelas Ardi dan Juki –
tergagap. Tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan
temannya.
“Tidak apa-apa kalau kamu belum mau
cerita, tapi aku kasih tahu, segera lakukan sesuatu sebelum ada yang
mengambilnya lebih dulu.”
Laki-laki di hadapan Juki itu tetap
diam, hanya merespon dengan kediaman seribu bahasa.
Sampai
sosok berbahu tinggi yang selalu memberinya tawaran bantuan untuk mendekati
Mida sekarang hanya bisa memberikan sapu tangan biru kepadanya. Ardi, temannya
yang baru pertama kali jatuh hati pada seorang gadis kini patah hati karena
Mida pindah sekolah. Apa yang selalu disarankan Juki tak sama sekali didengar,
andai saja waktu itu aku mengatakannya sebelum dia pergi? Andai saja aku
mengatakannya persis apa yang dikatakan Juki, mengatakan bahwa sebenarnya aku
jatuh cinta? Mungkin tak akan seperti ini.
Rutukan
hati Ardi.
Pikiran
kalut membumbui, hingga membuatnya kembali menjadi sosok siswa pemalas dan
sering tidak mengerjakan PR.
Cinta juga bisa membuat
sesorang berubah menjadi buruk.
Kalimat
yang harusnya diucapkan Juki dulu setelah mengatakan cinta bisa membuat orang
menjadi baik.
***
Cinta yang terpendam dan membelunggu
lantas sering membuatnya tak bisa berdiri tegak. Pemuda yang masih berumur 16
tahun itu menengadah ke langit-langit atas. Cukup sekali saja merasakan sakit
hati seperti ini, jangan sampai dua kali. Begitu banyak rasa yang telah dibuang
percuma, juga waktu dengan sia-sia. Ardi menghela nafas yang terdengar berat.
Aku harus bisa move on! Harus!
Sepasang matanya tiba-tiba terfokus,
langkah gadis berambut pendek dengan tinggi yang kurang lebih sejengkal lebih
pendek darinya. Menatapnya sayu sambil berjalan segera. Tak bisa dihindari. Tak
bisa ditebak. Kapan dan di mana datangnya. Cinta.
Tania. Ardi jatuh hati padanya,
untuk kedua kalinya dan kali ini kepada anak baru yang kebetulan sekelas.
Berbagai cara ditempuh dengan beralasan mengerjakan PR bersama, akhirnya tahu
Tania tinggal di mana. Mungkin benar kata orang, cara terbaik untuk move on
adalah pindah ke lain hati.
Detik-detik mengalun, cepat dan
kedekatan Ardi dan Tania semakin lengket saja.
Dengan caranya sendiri, seperti terpanggil
atas perintah hati untuk segera mengungkapkan isi hati yang sebenarnya.
Sekarang atau tidak sama sekali. Jangan sampai hal yang dulu, terjadi lagi.
Laki-laki yang berseragam putih
abu-abu itu paham tidak akan mudah. Tapi, mengatakannya adalah hal terbaik.
Juki tak berhenti memberi topangan untuknya memperjuangkan cintanya. Akan
melewati lembah-lembah tak indah, hanya saja percaya dan berpikir baik itu
lebih baik. Dalam cinta, memang tak
semudah mengucapkan kata-katanya.
Harapan putus seketika, penglihatan
kedua mata menghantarkannya membaca situasi. Hanya melihat betapa mesranya
Tania dengan cowok bertubuh menjulang. Dan, dia sadar apa yang tengah terjadi
ternyata nasib cinta yang baik belum berpihak padanya.
Tapi, tak ada lagi kata putus asa,
patah hati karena cinta. Dia bisa menawari hati dengan kebaikan, pengalaman
keduanya tentang cinta membuatnya jadi lebih baik. Cinta sesungguhnya akan di
dapatkan pada waktunya, cinta tulus.
Dia tak pernah lagi mengeluh, Juki
saja merasa aneh tapi bahagia melihat sahabatnya, sebijak langit memberi keteduhan dengan menerbitkan bulan saat mentari
sudah tak mampu menerangi.
Bersama keyakinannya itu, Ardi
mendapatkan gadis yang selama ini dicarinya. Didapatkannya saat duduk dibangku
kuliah, bahkan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan.
Notes: Tolong beri coment and rating!!! Jangan lupa kritik dan sarang!!!
Pict source: gambarzoom.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar