post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Kamis, 26 Oktober 2017

SPECIAL LOVE



“DENTUM JANTUNG”
Cinta yang menunggu
Selalu diam dalam kata

Irma teriak sekencang-kencang. Lalu buru-buru beristigfhar. Suara bagi perempuan adalah aurat, pernah didengar dari guru agamanya SMA dulu. Hanya saja kali ini, spontanitas. Bagaimana tidak, impiannya masuk di Dapertemen Pendidikan Biologi di Universitas Hasan pun tercapai.

“Padahal, sebenarnya aku ragu dengan iq rendah seperti aku,” sambil terus melihat ke laptop di depannya, tepat tulisan pengumuman di website, “Selamat anda dinyatakan lulus SNMPTN.”
“Kamu terlalu merendah diri,” Karin, sahabatnya sama sekali tak setuju.
“Hanya saja aku berpikir bukan karena kelulusanmu saja yang membuatmu senang. Tetapi.....” pembicaraan Karin terpotong. “Ok... ok.... Kamu selalu tahu apa yang ada di dalam pikiranku,” tersungging manis.
Ya, ada alasan lain kenapa bisa Irma sangat senang. Tinggal menghitung hari akan bertemu dengan sosok yang sekian lama dirindukan. Sosok yang selalu menjadi hantu di malam-malam panjangnya. Sosok yang membuatnya menunggu seakan seabad. Alhamdulillah. Menurutnya dia sangat beruntung.
***
Hari itu tiba, ketika harus belajar ikhlas meninggalkan keluarga untuk sementara waktu, belajar mandiri dan memilih tinggal di asrama dalam kampus. Keinginannya yang baik itu ternyata membuahkan hasil.
Jantung berdegup hebat. Ketika mata sayu itu mampu membuat kakinya seakan lumpuh, hanya sedekap berdiri di pintu masuk asrama. Tidak bisa bergerak kemana-mana.
Sungguh indah ciptaan Tuhan. Masya Allah. Pekiknya dalam hati.
Dihadapannya pemuda yang dinanti itu berjalan bak model, cool di atas panggung.
“Eh, aku terlalu ganteng ya makanya kamu terpesona begitu kepadaku.”
Suara lembut itu membuatnya terjaga, secepat kilat menunduk.
“Koq diam, apa kamu tidak mendengar yang aku bicarakan?” suara Ferli menaiki tangga.
Pun hanya bungkam seribu bahasa. Tidak berani berkata apapun membuat kesabaran Ferli memudar.
“Eh, kamu dari fakultas mana? Sangat tidak sopan pada senior yang bertanya,” ketus.
“Apaan sih? Bukan urusan kamu,” kemudian bergegas pergi.
Dasar cewek aneh. Hanya itu yang didengarnya setelah membalas ketusan senior.
Berjalan cepat-cepat melewati beberapa lantai. Asramanya memang cukup besar dan kebetulan kamar yang masih kosong hanya ada di lantai lima.
“Bodoh... bodoh.... Kenapa itu yang aku katakan padanya,” merutuki diri sesaat setelah membuang badan ke kasur.
“Tapi dia masih sama. Ganteng, cool,” tersenyum, “Dan masih menyebalkan,” mimiknya berubah menjadi sebal.
Flash back. Gadis culun yang memiliki rambut pendek dan berkaca mata besar membawakan Ferli sebotol minuman, bersama cewek-cewek yang tergabung dalam fansnya di SMA dulu, hanya saja tak satupun diterima.
“Tapi aku bahagia bisa bertemu dia lagi dengannya,” menyampulkan senyuman kembali.
“Apakah dia tidak mengingatku?” menerawang.
Bisa saja, penampilan cewek culun itu sudah berubah menjadi sosok gadis berhijab yang selalu mencoba menjaga pandangan dan bicara, meskipun kadang tak terkontrol saat melihat oppa-oppa Boyband Korea via youtube atau majalah.
Bagaimana dengan Ferli?
“Dia selalu membuatku tak bisa berbuat apa-apa kala di dekatnya. Tapi aku tidak habis pikir, kenapa dia selalu ganteng,” ucapnya lebay saat bicara di telepon dengan Karin.
“Ih dasar lebay. Biasa aja kali. Aku aja yang udah punya pacar biasa aja.”
“Ia-ia. Ditahu yang udah punya pacar selama kurang lebih satu minggu. Palingan dua hari lagi putus. Heheheheh.”
“Kamu ini, bukannya doain yang baik-baik malah gitu.”
“Bercanda. Hehehehe.”
Untungnya Irma cepat menetralisir perkataannya.

Notes: Mohon memberi rating dan coment!!! Kritik dan saran jangan lupa!!! Terimakasih sudah mampir.....
Pict source: gambarzoom.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar