“Aku akan pergi untukmu...”
Torehan
kalimat termaktub tulus di hati Fitri, dengan tatapan penuh makna kepada sosok
pemuda hitam manis di depannya sekarang.
Fitri
memutuskan untuk pergi camping, bersama teman-teman kelasnya VIII B. Tanpa tahu
apakah akan diizinkan oleh ayah dan ibunya? Hanya mengangguk tersenyum
mengikuti kata hatinya karena sang pujaan juga pergi. Bagaimanapun caranya? Ia
akan berusaha membujuk orang tuanya, padahal ia tahu ayahnya adalah sosok keras
dan sangat sulit untuk mengiyakan kemauannya.
Cara
demi cara dengan santun ia merayu. Dan, mugking saja karena batuan kekuatan
cinta ayahnya mengizinkan.
***
Berjalan
di gunung terjal bersama dengan rombongannya. Fitri selalu berjalan serangkai
dengan tiga sahabat terbaiknya, Sakinah, Yuni dan Yudha. Tapi matanya tak henti
memandang Asri, berharap akan ada waktu yang memihak kepadanya, di moment indah
seperti ini.
Terkadang
harapan terkalahkan dengan kenyataan.
Mustahil
Fitri meraih mimpinya itu, retak seketika saat Lia – pacar Asri datang. Entah
bagiamana caranya ia bisa hadir di tengah-tengah, padahal dia dari kelas VII A.
Sapuan dada menyisip dikalbu. Untung juga, teman-teman tak membiarkannya
bersedih.
Fitri
mengigit bibir, menyengir begitu saja. Ada sesak menyeruak terus dan terus
tanpa henti, hendak meluapkan banjir bening dari air matanya setiap kali
menyaksikan kemesraan Asri dan Lia.
Yuni
mencoba membawanya pergi ke suatu tempat.
“Kita
diajakin Sakinah dan Yudha ke danau, yuk kita ke sana sekarang.”
Yuni
menarik tangannya.
“Aduh,
aku mau ke tenda aja, malas pergi-pergi.”
Sambil
mengangkat alis Fitri ingin berlalu.
“Gak
boleh, harus ikut.”
Yuni
memaksa. Ia mengeluarkan segala kekuatannya dan dia pun berhasil membawanya.
“Wah,
Subuhanallah... cantiknya....”
Fitri
kagum dengan panorama danau indah di hadapannya sekarang.
“Bagaimana
keren kan? Kami harap, sejenak kamu bisa melupakan kegalauanmu dengan cinta
yang bertepuk sebelah tangan itu.”
Fitri
tidak tahu harus bagaimana berterimakasih kepada sahabat-sahabatnya. Ternyata,
sahabat bisa membawa penawar dikesakitan. Menghembuskan kembali oksigen
kehidupan setelah sekian lama terongrong di kemalangan.
“Thanks
guys, aku gak tahu mau ngapain di sini jika tak ada kalian.”
Sakinah
dan Yuni mendekapnya penuh hangat, Yudha, sahabatnya juga hanya bisa
tersungging tanpa bisa ikut permainan teletubies itu.
***
Harapan
pupus, harapan lain membumbung bahagia.
Walau
awalnya ingin menghabiskan satu hari camping bersama sang pujaan hati, dan
tidak kesampaian tidak berarti Fitri harus menghabiskan moment satu hari di
pegunungan dengan menangis. Dimulai tersenyum ikhlas dan menjalani setiap
kegiatan dengan sahabat tercinta, seperti hicking dan perlombaan yang sudah
diprogramkan. Kekentalan persahabatan membuat satu hari camping lebih bermakna.
Dan, perlahan melupakan yang tidak mengingatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar