Oh, apakah dia pangeran yang turun
dari kayangan? Atau arjuna yang akan membawa cinderallanya, yang menjemput
cinta indah.
Semua mata-mata gadis – SMA
Campalagian – terhanyut kepada pemuda bertubuh tinggi, menjulang dengan
gagahnya, hitam manis kulitnya dengan lesung menghiasi wajah menambah
rupawannya.
“Tan, siapa cowok itu?”
Ega tidak berhenti memandanginya.
“Oh, dia Ridho, anak baru sekolah
ini. Ganteng kan?”
Tania mengangguk tanpa mengedipkan
mata.
“Dia ganteng, cool banget.”
TUTTTTT....TUTTTTTT.
Keduanya terjaga.
“Ayo kita masuk ke kelas sekarang.
Nanti dimarahin pak Yusuf loh, dia kan guru killer.”
Oh, rasanya tak ingin beranjak pergi
dan sanggup untuk tidak menatap ciptaan Tuhan yang begitu indah. Hanya saja
keaadan memaksa, menundanya untuk mencari tahu siapa gerangan Ridho sebenarnya.
“Nanti aja kita cari tahu
tentangnya. Percaya sama aku, kita kan selama ini terkenal paling bisa deketin
cowok gebetan kita.”
Ega tertegun.
Dia mengikuti dari belakang langkah
Tania yang berjalan masuk ke dalam kelas.
***
“Alhamdulillah, akhirnya istirahat
juga.”
Baru kali ini gadis berkerudung yang
terkenal pandai cepat-cepat ingin istrihat.
Tania, Cassie dan Chika tersenyum
melihat tingkah sahabatnya.
“Mabuk cinta ya kamu Ga?”
Respon Ega mengangkat alis sambil
menyemburkan senyuman menawannya, gadis ayu yang tertambah cantik dengan
balutan kain di kepalanya. Memang diantara ke empat anak gadis yang terkumpul
dalam satu genk sejak kelas satu bernama “Love Girls”, Ega adalah satu-satunya
yang mengenakan hijab. Tak lantas membuatnya tersisih bahkan ketiga sahabat
merasa beruntung memilikinya.
“Girls, temenin aku yuk ke kantin,
sekalian aku mau cari tahu anak baru itu. Yang katanya dia anak XII IPS 1.”
Cinta
menuntun langkah ke pemilik hatinya.
Benak Ega tak berhenti melukiskan
sosok berahang kukuh dengan tinggi yang diperkiraknnya 168 itu. Ridho, cowok
pertama yang bisa membuatnya tak henti berpikir tentang keindahan. Keindahan
perasaan di kala jatuh cinta. Dan, saking terpikirnya bahkan dia tidak
berkonsentrasi dalam langkahnya, selalu menegok ke dalam kelas, tempat Ridho
belajar.
“AHHHHHH.”
Mata-mata di dalam semua kelas XI
IPS 1 termasuk Ridho menatapnya dengan wajah tertawa, terbahak-bahak melihatnya
yang tertubruk ke dalam tembok, sampai-sampai jidat Ega membiru. Derit tertawa
makin terdengar dan, ketiga sahabatnya juga tak bisa menyembunyikan keterkejutan
melihat tingkah konyol sahabatnya.
Malu, gadis itu berlari menuju
kelasnya.
Pict source: https://www.google.com/search?clien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar