post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Rabu, 15 November 2017

Mengikuti MGMP Ilmu Tafsir



Assalamualaikum.......
Apa kabar hari ini? Semoga kita semua selalu sehat-sehat saja. Amin Ya Rabbal Alamin
Hari ini saya mau bercerita sewaktu mengikuti MGMP atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran, yang tentunya mata pelajaran Ilmu Tafsir di Pondok Pesantren Hasan Yamani.

Sekitar pukul 09.00 berangkat ke MAN 1 Lampa (perasaan terlambat menyelemuti, lol.....)
Hanya saja ternyata, “Maaf pak, MGMPnya dilaksanakan di MA Pergis Bonde.”
Dengan langkah berat aku keluar dari gerbang, mencari angkot menuju PERGIS Bonde.
Oh my God. Tidak mungkin saya harus jalan ke MA Pergis Bonde, dari jalan Raya Pappang atau saya naik ojek saja ketika sudah sampai di Pasar Campalagian? Tapi uangku tinggal sepuluh ribu, mana mau beli kuota lagi? Pertanyaan di benak tumpang tindih. Pun memutuskan kembali ke sekolah, siapa tahu ada siswa yang berbaik mau mengantar ke MA Pergis Bonde (tentunya yang punya motor. Masa ane dengan siswa yang ingin mengantar. Lol.)
“Aku saja yang antar pak,” kata pak Wajdi dengan wibawanya. Aku tersenyum sambil manggut.
Allah. Keadaan yang sama ketika harus keluar dari sekolah MAN 1 Lampa beberapa menit yang lalu.
“Maaf dek, sepertinya MGMPnya di Hasan Yamani,” kata salah satu Guru MA Pergis Bonde kemudian menyunggingkan senyuman.
“Terima kasih bu,” kembali dengan langkah berat.
Sebenarnya ada perasaan ingin kembali ke sekolah saja dan tidak usah mengikuti kegiatan MGMP, namun ada perasaan menggeliat. Pokoknya kamu harus ikut. Untungnya Pak Wajdi kembali ingin mengantar.
***
“Maaf pak saya terlambat, saya kira kegiatannya di MAN 1 Lampa. Jadi, tadi saya ke sana,” ucapku memperlihatkan keletihan.
“Tidak apa-apa, sekarang bergabung dengan guru-guru dengan mata pelajaran yang sama denganmu,” kata pak pengawas, berwibawa.
Aku pun duduk di antara guru-guru Ilmu Tafsir, yang jumlahnya hanya lima dan hanya satu perempuan. Terlihat mereka sangat profesional dan sudah mulai mengerjakan peramuan soal. Lantas ane kerja apa?
“Kita kerja kelas XII ya,” ucap satu-satunya guru perempuan ilmu Tafsir di antara kami.
Segera kumengiyakan dan mulai beraksi membuka laptop pinjaman (55555555)
Kami mengerjakannya dengan cepat dan berharap tepat, sekitar pukul 14.00 baru selesai: Kisi-kisi soal dan soal. Sementara kunci jawaban hanya 25%.
“Nanti aku yang jawab dan hubungi di WA,” ucap guru perempuan ilmu tafsir itu. Dia kemudian berpamitan pulang duluan.
Aku? Gimana pulangnya? Masa harus jalan ke jalan Raya, kurang lebih 200 meter? Mana mendung lagi, jangan sampai hujan di perjalanan dan belum menemukan ojek?
Aku membuka key word ponselku, membuka aplikasi WA dan memberi kabar kepada teman-teman di sekolah. “Saya masih di Hasan Yamani, adakah yang bisa jemput saya? Hikz-hikz-hikz”
Beberapa menit kemudian ada respon.
“Katanya Pak Kepsek mau jemput kamu, kamu tunggu aja,” chat Bu Diana.
“Gomawo Unni,” aku kembali membalasnya.
Hah. Menunggu dan readers berapa lama waktu yang dibutuhkan menunggu pak kepsek datang menjemput? Sekitar dua jam lebih. Karena Hujan datang dan redanya sangat lama.
Allah.
Bahkan sempat ragu-ragu akan ada yang datang menjemput, tapi ternyata pak kepsek tetap datang dengan jas warna hijaunya. Heheheheh. Alhamdulillah. Akupun pulang dengan kegirangan di bawah kaki-kaki hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar