
Assalamualaikum.......
Apa
kabar hari ini? Semoga kita semua selalu sehat-sehat saja. Amin Ya Rabbal
Alamin
Hari
ini saya mau bercerita sewaktu mengikuti MGMP atau Musyawarah Guru Mata
Pelajaran, yang tentunya mata pelajaran Ilmu Tafsir di Pondok Pesantren Hasan
Yamani.
Sekitar
pukul 09.00 berangkat ke MAN 1 Lampa (perasaan terlambat menyelemuti, lol.....)
Hanya
saja ternyata, “Maaf pak, MGMPnya dilaksanakan di MA Pergis Bonde.”
Dengan
langkah berat aku keluar dari gerbang, mencari angkot menuju PERGIS Bonde.
Oh my God. Tidak mungkin saya harus
jalan ke MA Pergis Bonde, dari jalan Raya Pappang atau saya naik ojek saja
ketika sudah sampai di Pasar Campalagian? Tapi uangku tinggal sepuluh ribu,
mana mau beli kuota lagi? Pertanyaan di benak tumpang tindih.
Pun memutuskan kembali ke sekolah, siapa tahu ada siswa yang berbaik mau
mengantar ke MA Pergis Bonde (tentunya yang punya motor. Masa ane dengan siswa
yang ingin mengantar. Lol.)
“Aku
saja yang antar pak,” kata pak Wajdi dengan wibawanya. Aku tersenyum sambil
manggut.
Allah.
Keadaan yang sama ketika harus keluar dari sekolah MAN 1 Lampa beberapa menit
yang lalu.
“Maaf
dek, sepertinya MGMPnya di Hasan Yamani,” kata salah satu Guru MA Pergis Bonde
kemudian menyunggingkan senyuman.
“Terima
kasih bu,” kembali dengan langkah berat.
Sebenarnya
ada perasaan ingin kembali ke sekolah saja dan tidak usah mengikuti kegiatan
MGMP, namun ada perasaan menggeliat. Pokoknya
kamu harus ikut. Untungnya Pak Wajdi kembali ingin mengantar.
***
“Maaf pak saya terlambat, saya kira kegiatannya di
MAN 1 Lampa. Jadi, tadi saya ke sana,” ucapku memperlihatkan keletihan.
“Tidak apa-apa, sekarang bergabung dengan guru-guru
dengan mata pelajaran yang sama denganmu,” kata pak pengawas, berwibawa.
Aku pun duduk di antara guru-guru Ilmu Tafsir, yang
jumlahnya hanya lima dan hanya satu perempuan. Terlihat mereka sangat
profesional dan sudah mulai mengerjakan peramuan soal. Lantas ane kerja apa?
“Kita kerja kelas XII ya,” ucap satu-satunya guru
perempuan ilmu Tafsir di antara kami.
Segera kumengiyakan dan mulai beraksi membuka laptop
pinjaman (55555555)
Kami mengerjakannya dengan cepat dan berharap tepat,
sekitar pukul 14.00 baru selesai: Kisi-kisi soal dan soal. Sementara kunci
jawaban hanya 25%.
“Nanti aku yang jawab dan hubungi di WA,” ucap guru
perempuan ilmu tafsir itu. Dia kemudian berpamitan pulang duluan.
Aku?
Gimana pulangnya? Masa harus jalan ke jalan Raya, kurang lebih 200 meter? Mana
mendung lagi, jangan sampai hujan di perjalanan dan belum menemukan ojek?
Aku membuka key word ponselku, membuka aplikasi WA
dan memberi kabar kepada teman-teman di sekolah. “Saya masih di Hasan Yamani,
adakah yang bisa jemput saya? Hikz-hikz-hikz”
Beberapa menit kemudian ada respon.
“Katanya Pak Kepsek mau jemput kamu, kamu tunggu
aja,” chat Bu Diana.
“Gomawo Unni,” aku kembali membalasnya.
Hah. Menunggu dan readers berapa lama waktu yang
dibutuhkan menunggu pak kepsek datang menjemput? Sekitar dua jam lebih. Karena Hujan datang dan redanya sangat lama.
Allah.
Bahkan sempat ragu-ragu akan ada yang datang
menjemput, tapi ternyata pak kepsek tetap datang dengan jas warna hijaunya.
Heheheheh. Alhamdulillah. Akupun pulang dengan kegirangan di bawah kaki-kaki
hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar