Salam
sejahtera dan semoga kita semua selalu sehat-sehat saja.
Hari
ini saya akan membagikan cerita mengenai persiapan acara milad Parabaya Eco
Teens yang pertama, tentunya para kader sangat antusias berhubung ini yang
pertama setelah sekian lama menunggu. (Hehehehehehehe. Lebay de...)
Pukul
16.30, saya, Riana, Adam dan Kurnia keliling pasar membeli bahan-bahan kue dan
rempah-rempah makanan untuk disajikan di MILAD PET, yang Insya Allah diadakan
hari ini, pukul 13.30 di rumah Riana.
Pertama-tama
kami membeli kami cream untuk
mengolesi kue bolu yang nanti kami akan beli juga. Hanya saja kepalaku sedikit
pusing, ketika kami melewati lorong yang rata-rata di dalamnya menjual ayam
potong. Oh My God... sumpah..... kami
tertawa bersama dan inilah adegan yang paling saya suka dalam kebersamaan.
Setelah
membeli cream yang beratnya 3 ons,
kami lanjut membeli tomat, cabe rawit, masako, minyak, kol, bawang prei, daun
sop, terasi, terigu, kantong cream dan kue bolu. Di sini adegan lucu muncul
lagi karena keragu-raguan.
Begini
kami bertiga mencari kue bolu yang murah supaya bisa membeli yang besar. Eh,
setelah tiga tempat kami hanya dapat yang ukuran sedang dengan harga Rp.
35.000. Kami pun berencana membeli bolu kedua, di tempat pertama kami kunjungi.
Karena malu, Adam yang ke sana membeli dengan uang tiga puluh ribu. Bergegaslah
dia kesana. Eh, lima menit kemudian dengan tangan kosong.
“Harganya
40 ribu,” bibirnya dimanyungkan.
“Ok,
tambah uang ini aja tapi bilang 35 ribu saja, supaya sisanya kita belikan
minum. Lagi haus kan kita sudah keliling pasar dari tadi,” jelasku.
Adam
tidak mau pergi lagi, malu sudah dimendarat di wajahnya. Kami pun korbankan
Kurni dan gadis itupun berlakon seperti Adam, berwajah sederhana meminta
penawaran dan tetap saja penjual itu memberi harga 40 ribu. Kurni pun pulang
dengan tangan kosong.
Di
sela-sela kebimbangan, sebuah mobil merah berhenti di depan kami. Ternyata
tetangga kami yang ingin memberi tumpangan. Sebelum bertanya apa yang hendak
kami lakukan. “Kami lagi membeli bahan-bahan untuk persiapan milad pengajian
kami,” jelasku.
Tidak ada jalan lagi.
Aku berlari sekencang-kencangnya dan membeli kue bolu di samping penjual kue
yang tidak mau menurunkan harga kuenya. Alhamdulillah.
Harga tiga puluh. Aku mengambil aksi lagi, agar tidak membuat sang dermawan
(tetangga kami yang supir tadi) tidak kelamaan lagi. Kami pun pulan dengan hati
riang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar