post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Kamis, 02 November 2017

Persiapan Milad Parabaya Eco Teens



Assalamulaikum wr. wb.

Salam sejahtera dan semoga kita semua selalu sehat-sehat saja.
Hari ini saya akan membagikan cerita mengenai persiapan acara milad Parabaya Eco Teens yang pertama, tentunya para kader sangat antusias berhubung ini yang pertama setelah sekian lama menunggu. (Hehehehehehehe. Lebay de...)

Pukul 16.30, saya, Riana, Adam dan Kurnia keliling pasar membeli bahan-bahan kue dan rempah-rempah makanan untuk disajikan di MILAD PET, yang Insya Allah diadakan hari ini, pukul 13.30 di rumah Riana.
Pertama-tama kami membeli kami cream untuk mengolesi kue bolu yang nanti kami akan beli juga. Hanya saja kepalaku sedikit pusing, ketika kami melewati lorong yang rata-rata di dalamnya menjual ayam potong. Oh My God... sumpah..... kami tertawa bersama dan inilah adegan yang paling saya suka dalam kebersamaan.
Setelah membeli cream yang beratnya 3 ons, kami lanjut membeli tomat, cabe rawit, masako, minyak, kol, bawang prei, daun sop, terasi, terigu, kantong cream dan kue bolu. Di sini adegan lucu muncul lagi karena keragu-raguan.
Begini kami bertiga mencari kue bolu yang murah supaya bisa membeli yang besar. Eh, setelah tiga tempat kami hanya dapat yang ukuran sedang dengan harga Rp. 35.000. Kami pun berencana membeli bolu kedua, di tempat pertama kami kunjungi. Karena malu, Adam yang ke sana membeli dengan uang tiga puluh ribu. Bergegaslah dia kesana. Eh, lima menit kemudian dengan tangan kosong.
“Harganya 40 ribu,” bibirnya dimanyungkan.
“Ok, tambah uang ini aja tapi bilang 35 ribu saja, supaya sisanya kita belikan minum. Lagi haus kan kita sudah keliling pasar dari tadi,” jelasku.
Adam tidak mau pergi lagi, malu sudah dimendarat di wajahnya. Kami pun korbankan Kurni dan gadis itupun berlakon seperti Adam, berwajah sederhana meminta penawaran dan tetap saja penjual itu memberi harga 40 ribu. Kurni pun pulang dengan tangan kosong.
Di sela-sela kebimbangan, sebuah mobil merah berhenti di depan kami. Ternyata tetangga kami yang ingin memberi tumpangan. Sebelum bertanya apa yang hendak kami lakukan. “Kami lagi membeli bahan-bahan untuk persiapan milad pengajian kami,” jelasku.
Tidak ada jalan lagi. Aku berlari sekencang-kencangnya dan membeli kue bolu di samping penjual kue yang tidak mau menurunkan harga kuenya. Alhamdulillah. Harga tiga puluh. Aku mengambil aksi lagi, agar tidak membuat sang dermawan (tetangga kami yang supir tadi) tidak kelamaan lagi. Kami pun pulan dengan hati riang.
Setelah maghrib kami sepakatn untuk kumpul lagi, untuk mulai mengoles cream pada dua kue bolu yang kami beli..... hehehehe..... Dan inilah hasilnya....... 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar