post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Selasa, 08 Mei 2018

SPECIAL LOVE (22)

SERIBU BUNGA  
“Sebenarnya aku tidak minta apa-apa. Aku hanya ingin terus bersamamu”

Hatinya yang sebelumnya dipenuhi dengan kesukaan tiba-tiba mengalir kekhawatiran. Tentang keberadaan sosok pemuda yang menghilang entah ke mana.  Namun bukan berarti dia membuat sahabatnya ikut merasakan apa yang membelunggu di hatinya, sebisanya ia mengemas dengan senyuman tipis yang tak henti tersampul. Ia memegan dua trofi sambil matanya terus mencari Ferli. Karin membawa beberapa hadiah yang berbagai macam bentuknya di dalam dua kardus besar.
“Sini biar aku yang bawa Karin,” suara Ferli hadir dan secepatnya mengganti bawaan sahabat Irma.

“Kamu dari aja Fer? Tahu tidak dari tadi, kamu dicariin Irma tahu,” Karin memanyungkan mulut.
Sementara Irma hanya memandangnya dengan tatapan penuh pertanyaan. Sahabat yang baik, ia mengerti harus mengambil langkah. Ia pura-pura mau ke kamar mandi untuk meninggalkan Irma berdua dengan Ferli.
“Aku mau ke toilet dulu ya,” katanya berlari tanpa menunggu persetujuan sahabatnya.
Ferli yang merasa bersalah langsung meminta maaf.
“Maaf ya, aku tiba-tiba menghilang tadi.”
Gadis yang menjadi jawara pemilihan Muslimah Terbaik Kampus Hasan itu mendenguskan nafas panjang. Kemudian maju satu langkah, menantan mata pemuda di hadapannya dan buru-buru menunduk ketika terjaga.
“Tidak apa-apa koq. Aku hanya ingin....” kata Irma terbata-bata.
“Ingin apa?” Ferli mendesak.
“Ingin......” kembali tertahan.
Jantungnya berdegup begitu kuat-kuat, sampai membuat lidahnya keluh dan tidak tahu apa yang harus diucapkan. Padahal sebelumnya sudah mempersiapkan diri.
Ferli ikut mengembuskan nafas dan memberinya saran.
“Kalau kamu belum bisa bicara tentang apa yang kamu rasakan, tidak apa-apa koq. Aku akan menunggu kapanpun kamu siap.”
Kalimat yang justru membuatnya semakin terpuruk. Oh, andai saja tak malu ketika pingsan di hadapannya pasti itu akan terjadi. Dia begitu pintar memainkan suasana. Memerankan diri pengisi hati, dia sangat handal.
“Dan, aku punya sesuatu untuk kamu. Ayo ikut aku sebentar,” katanya dan mulai berjalan ke arah parkiran.
Ia mengambil kunci mobil di dalam kantong celananya dan memencet tombol merah di sana. Nampak bagasi mobilnya terbunga dan seribu bunga yang sudah dirangkai dengan tangannya sendiri di persembahkan untuk gadis yang dicintainya.
“This is special for you. I hope you like,” tutur Ferdi.
Irma mendekati tumpukan bunga yang sudah dirangkai dengan sangat indah. Harumnya yang semerbak sampai ke hati. Bukan, namun sampai ke palung hati. Sekarang, ia tidak bisa lagi membohongi perasaannya, cintanya memang untuk pemuda yang selalu memberinya kesukaan.
“Makasih ya,” katanya dan melelehkan air mata di wajahnya.
“Sebenarnya ini bukan apa-apa. Aku.....” Ferli terhenti.
Irma terisak dan menangisi hidupnya yang benar-benar diberikan banyak nikmat. Allah begitu sayang padanya. Ferli adalah sosok yang dulunya sangat dikagumi, namun merasa sangat jauh. Tiap malam ia selalu berdoa, suatu hari bisa dekat dan bahkan sangat dekat. Lalu diberikan kejutan luar biasa, ia tidak pernah menyangka? Padahal dia hanya gadis biasa.
“Kenapa kamu nangis Irma? Aku mohon jangan nangis. Aku tidak ingin melihat kamu menangis,” Ferli mencoba membujuk.
Hanya saja yang terjadi malah sebaliknya, Irma semakin terisak. Tangisan bahagia. Tangisan cinta untuk yang tercinta. Dan, beberapa kali Ferli mencoba membujuk hasilnya selalu gagal bahkan malah ia semakin menangis. Tidak ada jalan lain, selain membiarkannya sampai ia tenang sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar