post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Senin, 14 Mei 2018

Special Love (26)


INTAN
“Sekeras batu hati ini membeku karenamu”


Cinta. Siapa yang sangka lama berteman justru membuat perasaan kesekawanan lambat laun berubah menjadi sesuatu yang menyesakkan di dada. Awalnya begitu percaya diri, pasti akan bertaut dengan perasaan sama. Hanya saja, nyatanya tak sama dengan kenyataan. Membuang kebencian membunbung tinggi, bukan saja kepadanya, melainkan gadis yang sudah berhasil menjadikannya menjauh.

Cinta. Bisa saja membuat seseorang berubah. Entah itu menjadi lebih baik atau malah sebaliknya. Perasaan cinta terganti dengan kebekuan hati bergandengan benci. Agar orang yang menyakiti merasakan apa yang dirasakan selama ini. Tekadnya sudah bulat.Tidak ada seorang pun yang bisa merubahnya. Suatu hari……..
Namun, tidak mungkin sendiri. Dia harus mencari seseorang yang lain, pun merasakan kecemburan ketika melihat Ferli dan Irma saling melempar senyum bahagia. Dia harus mencaritahu, siapa orang itu.
Ya, dia menemukan orang yang ada di pikirannya. Seseorang yang diam-diam menaruh hati pada Irma. Hanya saja sekarang  Cuma bisa melihatnya dari jauh. Hasbi.
“Assalamualaikum,” kata Intankepada pemuda yang memiliki tai lalat di pipinya.
Sekali tidak ada respon. Retinanya terus berfokus pada Irma yang sedang tersenyum.
“Assalamualaikum,” kali ini dengan suara lantang dan akhirnya membuat Hasbi sadar ada seseorang di sampingnya.
“Waalaikumsalam.Ada apa?” matanya menunduk.
“Aku tahu kamu sedang melakukan apa?” Intan sekonyong-konyongnya menerka.
Hasbi mengangkat dagu. Apa yang dimaksud gadis yang tiba-tiba datang menghampirinya? Sama sekali ia tidak mengerti.
“Aku tahu kalau ada cinta di matamu untuk Irma.”
Astagfirullah. Hasbi tercengang. Apakah gadis yang menghampirinya adalah seorang peramal? Hah.
“Aku bisa membantu kamu untuk mendapatkannya,” Intan memberi senyuman yang tak tulus.
“Aku tidak mengerti apa maksud kamu ya. Please, jangan ganggu aku,” Hasbi berlalu.
“Baiklah, kalau kamu belum mau jujur sama perasaanmu. Aku akan menunggu, sampai kita bisa bekerja sama menghancurkan hubungan mereka,” batin Intan melihat Hasbi mengecil di retinanya hingga menghilang di antarama hasiswa-mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi.
Minggu demi minggu. Hari demi hari berganti. Intan terus berusaha mendekati Hasbi. Mencoba membuatnya sadar bahwa cinta harus diperjuangkan bukan malah ditinggalkan begitu saja saat keadaan tak memungkinkan.
“Cinta itu bisa tumbuh dengan kebersamaan. Aku yakin kalau Irma terus bersama kamu dan berada jauh dari Ferli. Lambat laun ia akan mencintaimu dan melupakan Ferli,” tegas Intan.
Hasbi menetralisir dalam-dalam perkataan Intan. Apa yang baru saja dilontarkan gadis itu memang ada benarnya? Cinta bisa tumbuh dengan kebersamaan.
“Lalu, apa yang harus aku lakukan?”
Okay. You are opening in my games. Pekik Intan sambil memainkan bola matanya. Perlu beberapa detik memikirkan jawaban dari pertanyaan partnernya memperjuangkan cinta.
“Kita hanya harus membuat keadaan Irma danFerli terpisah.”
Intan dan Hasbi saling melempar senyum. Sekarang, mereka sudah sepaham untuk menghancurkan hubungan indah Irma danFerli.
Keduanya berjalan mendekati Irma danFerli yang sedang belajar di perpustakaan.
“Fer, bisa bicara sebentar?” Tanya Intan lembut.
Ferli melihat kearah gadisnya, yang kemudian member anggukan dan senyuman.
“Irma, boleh tidak aku Tanya sesuatu tentang masalah mata kuliah? Ada beberapa yang tidal aku mengerti,” Hasbi mencoba meminta waktu.
“Baiklah,” Irma tanpa berpikir panjang.
Ferli dan Intan Hasbi dan Irma. Ya, Intan dan Hasbi sedang memperjuangkannya. Keduanya saling melempar senyum licik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar