post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Kamis, 28 Juni 2018

Special Love (39)


RENCANA JAHAT
“Semuanya akan baik.”

Harleks Diam. Dia hanya mendengarkan amukan sahabatnya yang mulai merobek surat perjanjian.
“Kamu lihat ini, ini hancur sama dengan persahabatan kita.”
Bukan karena tidak berani dan bukan pula tidak pembelaan, ia hanya tahu semuanya saja saat pembelaan itu menguap.
“Kamu boleh pergi sekarang. Pergi dari ruanganku sekarang juga,” teriak Bram dengan nafas terengah-engah.

“Baiklah kalau itu yang kamu inginkan. Tapi aku ingin kamu tahu satu hal, bahwa aku tidak membencimu sama sekali bahkan aku selalu ingin menjadi sahabatmu,” kata Harleks sambil berdiri membalikkan badan.
Sedikitpun Bram tidak ingin menatapnya.
“Omong kosong,” pekiknya dalam batin.
***
Di tempat lain, Ferli sedang berjalan berisian dengan Irma menuju perpustakaan dan sepanjang perjalanan mereka dipuji pasangan serasi.
“Kamu dengar sendirikan apa yang dikatakan mereka?”
“Hmmmmm, apa ya? Koq aku merasa tidak dengar apa-apa,” jawab Irma seolah-olah tidak mendengarkan dan mempercepat langkahnya.
“Awas,” Ferli panik dan menangkap cepat gadisnya yang nyaris terjatuh.
Mata mereka saling menantang. Kalau ada yang melihat dengan seksama pasti nampak cinta bertaburan di antara mereka. keduanya terjaga saat mendengar bunyi siulan. Lalu Irma berdiri secepat kilat begitupun Ferdi yang melepaskan pegangan. Membuatnya keduanya merasa kikuk.
“Maaf,” ucap keduanya bersamaan.
Karena takut kalau-kalau akan pingsan, Irma secepatnya berjalan dan masuk ke dalam perpustakaan.
Sementara Intan masih saja sesak. Tidak tahu lagi harus berbuat apa agar bisa menjauhkan Irma dari Ferli. Keduanya seperti magnet yang saling tarik menarik. Sangat sulit untuk dipisahkan. Beberapa kali ia berpikir sambil mengigit kukunya dan akhirnya mendapatkan sebuah ide buruk.
***
Beberapa hari kemudian, Universitas mengadakan outing untuk beberapa mahasiswa yang mendapatkan IPK tertinggi. Seratus dari mahasiswa yang ikut adalah Ferli, Irma, Karin, Hasbi, dan Intan. Semua yang ikut nampak sangat gembira saat bus sudah mulai membawa mereka menuju lokasi outing, Pantai Tanjung Karang. Seperti takdir, lagi-lagi Irma mendapatkan nomor kursi dengan. Sementara Karin bersama Hasbi yang selalu mencuri-curi pandang kepada Irma. Begitupun dengan Intan, yang duduk di bagian kanan dari bagian kiri yang diduduki pasangan fenomenal di kampus.
Ferli begitu gembira bisa selalu berada di samping Irma, apalagi ia sudah mendapatkan amanah dari kedua orang tua Irma via telepon untuk selalu menjaga anaknya. Dipandanginya gadis yang sedang tertidur pulas dengan bersandar pada kaca mobil. Ia tidak memperdulikan angin yang membelai wajah kain penutup kepalanya. Nampak sangat imut dan ingin sekali decubiti pipinya, hanya saja tidak mungkin.
Hasbi dan Intan cuma bisa meringis kesakitan. Perlahan Hasbi mencoba mengikhlaskan, sementara Intan tersenyum jahat. Seolah rencana yang dibuatnya sebentar lagi akan mendapat penerangan.
Akhirnya sampai juga di Pantai Tanjung Karang. Laut biru dan angin yang menyambar, bukan hanya tubuh melainkan juga hati membuat perasaan takjub. Masya Allah, sungguh besar kekusaan Allah yang telah menciptakan bumi sedemikian cantiknya. Perbuatan bodoh kalau sampai tidak bersyukur.
Irma dan Ferli membuat peserta lain cemburu.
Keduanya bermain di bibir pantai dengan membuat istana pasir saat matahari baru saja condong di sarangnya.
Meskipun kesal, Intan masih menikmati sampai waktu berganti. Saat semua peserta bermain di hutan yang kebetulan bersebelahan dengan laut cantik itu. Intan sengaja mengganti arah dalam permainan mencari jejak, yang membuat Irma tesesat sendirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar