“Aku
melakukannya karena aku mencintaimu”
Hari yang menakutkan
sudah berlalu, berjalan sendiri di tengah hutan dan menikmati derasnya hujan
dengan penuh ketakutan. Baru kali ini ia merasakannya, banyak hal yang
dipikirkannya ketika itu. Tentang mereka yang pasti kebingungan mencari
keberedaannya, tentang bahaya yang bisa saja terjadi namun ditepis dengan
kepercayaan Allah akan selalu melindungi hamba yang berserah pada-Nya.
Semua
itu kembali dipikirkannya di depan api unggun, padahal di sampingnya beberapa
temannya sedang bernyanyi bersama, ada yang makan bersama. Ferli merasa
khawatir. Ia harus melakukan sesuatu untuk membuatnya melupakan kejadian tadi.
Pun berjanji tidak akan meninggalkannya lagi.
Diambilnya
gitar dan mulai ia menarik dawainya. Perlahan ia menyanyikan sebuah lagu dengan
penuh cinta, yang pernah dipopulerkan oleh Wali Band
Dik aku pinta, kau akan selalu
setia
Dik aku mohon, kau selalu menemani
Saat kutengah terluka, kala
kutengah gundah
Kuakan menjagamu dibangun dan
tidurmu
Disemua mimpi dan nyatamu
Kuakan menjagamu tuk hidup dan
matiku
Tak ingin, tak ingin kau rapuh
Dik jangan engkau, pergi tinggalkan
aku
Dik ingin aku, cinta dan cinta
selalu
saat kau tengah terluka, kala kau
tengah gundah
Kuakan menjagamu dibangun dan tidurmu
Disemua mimpi dan nyatamu
Kuakan menjagamu tuk hidup dan
matiku
Tak ingin, tak ingin kau rapuh
….
Irma
yang terperangah, juga ikut membalas
nyanyiannya.
Kau akan menjagaku dibangun dan
tidurku
Disemua mimpi dan nyataku
Kuakan menjagaku tuk hidup dan matimu
Tak ingin, tak ingin ku rapuh
Sampai
keduanya bernanyi bersama.
Kuakan menjagamu dibangun dan
tidurmu
Disemua mimpi dan nyatamu
Kuakan menjagamu tuk hidup dan
matiku
Tak ingin, tak ingin kau rapuh
……
Dan,
tepuk tangan bergemuruh untuk mereka.
Yee…
Romantis banget mereka berdua.
Terdengar dari mereka ada yang mengatakan seperti itu.
Tertambah
setelah itu, Ferdi mendekati Irma dan kemudian duduk di sampingnya. Menatap
matanya lekat dan mengatakan satu hal.
“Aku
ingin berjanji padamu tentang satu hal dan aku selalu berdoa pada Tuhan, bahwa
doaku ini akan dikabulkan. Aku ingin selalu menjadi penjagamu. Tidak ingin
membiarkanmu lagi mengalami hal-hal menakutkan seperti tadi.”
Irma
melelehkan air mata. Ingin dipegannya tangan pemuda yang sudah membuatnya tenang,
hanya saja tidak mungkin. Belum waktunya.
Teman-temannya
di sekitarnya kembali memberikan siulan, gemuruh tepuk tangan. Mengakui
keseriusan hubungan mereka. sementara Hasbi dari jauh kini mulai tersenyum,
berbeda dengan Intan yang begitu kesal.
***
Pada waktu sarapan
Intan ingin memulai lagi aksinya. Ia ingin meracuni Irma dengan menambahkan
bubuk di makanannya.
Hari ini, kamu akan dapat
balasannya. Pekiknya.
Kemudian
membawakan makanan dan minuman untuk gadis itu yang tengah duduk bersama Ferdi
menikmati istirahat setelah olahraga bersama. Irma sama sekali tidak merasa
curiga, sementara Intan mencoba mengelabuhi Ferli agar meninggalkan Irma
sendiri, hanya saja tidak berhasil bahkan menyalahkannya setelah Irma pingsan
dan tidak sadarkan diri.
***
Irma dilarikan ke rumah
sakit.
Ferli
begitu khawatir., tidak berhenti ia mondar-mandir di ruang pemeriksaan.
Karin
dan teman-teman lainnya juga menemani, meskipun mereka tidak tahu apa yang
sebenarnya sudah terjadi. Tidak lama dokter keluar dan membawa kabar buruk.
Kalau sampai besok pagi Irma tidak juga sadarkan diri, maka dokter tidak bisa
berbuat apa-apa lagi. Racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar