“Ada
cinta di antara kalian”
“Aku ingin mengucapkan
maaf padamu. Aku mohon maafkan aku dan kamu harus tahu bahwa ini salah Digta,
semua ini karena kesalahanku.”
Cantik
menunduk dalam tangisannya. Ya, begitulah dirinya lebih baik menyusahkan diri
sendiri dibandingkan menyeret orang lain. Karena semuanya tidak akan terjadi,
kalau bukan dia yang mengusulkan untuk tetap menyembunyikan hubungan mereka,
hanya saja Digta segera menyela.
“Kamu
bicara apa Cantik?” Digta melihat ke arah gadis yang ada di sampingnya.
“Tidak
Hiro. Jangan limpahkan kesalahan ini sama Cantik. Semua ini kesalahanku. Aku
yang memulainya.”
Hah.
Digta melepaskan pandangannya ke langit. Perasaannya membaca ikatan istimewa di
antara mereka. Dia tidak mungkin salah, selama ini dia sudah lama mengenal
cinta meskpun sudah setahun lamanya menjomblo. Ia bisa membaca cinta di mata
mereka, meskipun hanya dipendam dan mungkin saja belum tahu artinya.
Kecewaanya
bagaimana? Setelah dari kemarin dalam kediaman dan tidak bisa disangkal
perasaan special di sudut hatinya yang sudah lama kosong juga untuk gadis
berpenutup kepala yang sekarang ada di hadapannya. Hanya saja tidak mungkin
bisa memperjuangkan cinta, yang ketika tahu ada pemuda lain di relung jiwanya.
Lebih baik mundur dari sekarang, toh cinta akan menemui jalannya dengan
sendiri. Sudah ketentuan Tuhan persoalan jodoh yang tidak akan ke mana.
Hiro
mendenguskan nafas panjang.
“Jujur
kalian sudah membuatku kecewa, tapi aku mencoba mengerti akan posisi kalian,”
kata Hiro mencoba mengambangkan senyuman tipis.
Digta
masih melihat ke arah pemuda di hadapannya dan Cantik mulai mengangkat dagunya,
yang semulanya tidak berani menatap wajah Hiro, perlahan menatapnya dalam
keteduhan sambil mengusap air matanya yang masih tergenang di pipinya. Jelas
saja, keikhlasan lahir dari pangeran kampus itu. Nyatanya mata gadis-gadis di
kampus tidak salah mengidolakan sosok Hiro, pemuda yang sudah tidak diragukan
lagi ketampanannya dan sekarang juga hatinya.
Hiro
kembali menghembuskan nafas panjang.
“Kalian
berhasil meluluhkan aku dengan aksi saling menolong dan bukan saling
menyalahkan dan aku sadar ada cinta dari kalian,” meskipun berat kalimat yang
terakhir diucapkan tetap saja ia merasa perlu mengungkapkannya.
“Aku
yakin kalian akan menjadi pasangan sempurna selama kalian selalu seperti ini.
Saling mengerti dan saling menjaga.”
Cantik
muler dengan kewibawaan Hiro dan bersama suaminya ia tidak bisa bicara apa-apa
lagi selain berterima kasih karena sudah diberi kesempatan kedua untuk
memperbaiki semuanya dan bukan lagi dalam kebohongan, hanya saja Cantik dan
Digta masih diterpa kebingungan, haruskah memberi tahu pada Hiro tentang segala
yang sebelumnya pernikahan tidak akan terjadi kalau tidak ada kesalahpahaman.
Pernikahan yang terjadi bukan atas dasar cinta.
“Sebenarnya
yang pernikahan kami bukanlah pernikahan seperti pasangan lain,” ternyata Digta
memberitahukannya, namun sebelumnya lewat anggukan pelan dari Cantik.
“Maksud
kamu?” Hiro belum mengerti.
Digta
melihat ke kiri dan ke kanan. Terlalu banyak mahasiswa yang berlalu lalang,
bagaimana kalau mereka sampai mendengar hal yang sebenarnya terjadi.
“Bagaimana
kalau kita bicarakan ini di kantin depan kampus,” Digta menawarkan.
“Baiklah,”
Hiro setuju.
Ketiganya
lalu berjalan berisian menuju kantin kampus.
Dan,
alangkah terkejutnya Hiro saat mendengar penjelasan dari Digta dan Cantik.
Beberapa kali ia bertanya untuk memperjelas semuanya. Hah. Klise. Kenapa yang
terjadi pada pernikahan Cantik dan Digta seperti sebuah Drama Korea? Dan
berdentum di hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar