post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Senin, 18 Juni 2018

Still Hoping (27)


MENCOBA MENGERTI
“Ada cinta di antara kalian”

“Aku ingin mengucapkan maaf padamu. Aku mohon maafkan aku dan kamu harus tahu bahwa ini salah Digta, semua ini karena kesalahanku.”
Cantik menunduk dalam tangisannya. Ya, begitulah dirinya lebih baik menyusahkan diri sendiri dibandingkan menyeret orang lain. Karena semuanya tidak akan terjadi, kalau bukan dia yang mengusulkan untuk tetap menyembunyikan hubungan mereka, hanya saja Digta segera menyela.
“Kamu bicara apa Cantik?” Digta melihat ke arah gadis yang ada di sampingnya.

“Tidak Hiro. Jangan limpahkan kesalahan ini sama Cantik. Semua ini kesalahanku. Aku yang memulainya.”
Hah. Digta melepaskan pandangannya ke langit. Perasaannya membaca ikatan istimewa di antara mereka. Dia tidak mungkin salah, selama ini dia sudah lama mengenal cinta meskpun sudah setahun lamanya menjomblo. Ia bisa membaca cinta di mata mereka, meskipun hanya dipendam dan mungkin saja belum tahu artinya.
Kecewaanya bagaimana? Setelah dari kemarin dalam kediaman dan tidak bisa disangkal perasaan special di sudut hatinya yang sudah lama kosong juga untuk gadis berpenutup kepala yang sekarang ada di hadapannya. Hanya saja tidak mungkin bisa memperjuangkan cinta, yang ketika tahu ada pemuda lain di relung jiwanya. Lebih baik mundur dari sekarang, toh cinta akan menemui jalannya dengan sendiri. Sudah ketentuan Tuhan persoalan jodoh yang tidak akan ke mana.
Hiro mendenguskan nafas panjang.
“Jujur kalian sudah membuatku kecewa, tapi aku mencoba mengerti akan posisi kalian,” kata Hiro mencoba mengambangkan senyuman tipis.
Digta masih melihat ke arah pemuda di hadapannya dan Cantik mulai mengangkat dagunya, yang semulanya tidak berani menatap wajah Hiro, perlahan menatapnya dalam keteduhan sambil mengusap air matanya yang masih tergenang di pipinya. Jelas saja, keikhlasan lahir dari pangeran kampus itu. Nyatanya mata gadis-gadis di kampus tidak salah mengidolakan sosok Hiro, pemuda yang sudah tidak diragukan lagi ketampanannya dan sekarang juga hatinya.
Hiro kembali menghembuskan nafas panjang.
“Kalian berhasil meluluhkan aku dengan aksi saling menolong dan bukan saling menyalahkan dan aku sadar ada cinta dari kalian,” meskipun berat kalimat yang terakhir diucapkan tetap saja ia merasa perlu mengungkapkannya.
“Aku yakin kalian akan menjadi pasangan sempurna selama kalian selalu seperti ini. Saling mengerti dan saling menjaga.”
Cantik muler dengan kewibawaan Hiro dan bersama suaminya ia tidak bisa bicara apa-apa lagi selain berterima kasih karena sudah diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya dan bukan lagi dalam kebohongan, hanya saja Cantik dan Digta masih diterpa kebingungan, haruskah memberi tahu pada Hiro tentang segala yang sebelumnya pernikahan tidak akan terjadi kalau tidak ada kesalahpahaman. Pernikahan yang terjadi bukan atas dasar cinta.
“Sebenarnya yang pernikahan kami bukanlah pernikahan seperti pasangan lain,” ternyata Digta memberitahukannya, namun sebelumnya lewat anggukan pelan dari Cantik.
“Maksud kamu?” Hiro belum mengerti.
Digta melihat ke kiri dan ke kanan. Terlalu banyak mahasiswa yang berlalu lalang, bagaimana kalau mereka sampai mendengar hal yang sebenarnya terjadi.
“Bagaimana kalau kita bicarakan ini di kantin depan kampus,” Digta menawarkan.
“Baiklah,” Hiro setuju.
Ketiganya lalu berjalan berisian menuju kantin kampus.
Dan, alangkah terkejutnya Hiro saat mendengar penjelasan dari Digta dan Cantik. Beberapa kali ia bertanya untuk memperjelas semuanya. Hah. Klise. Kenapa yang terjadi pada pernikahan Cantik dan Digta seperti sebuah Drama Korea? Dan berdentum di hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar