post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Jumat, 29 Juni 2018

Still Hoping (33)


TERBONGKAR
“Saat semuanya jelas”

Semua sudah jelas ada detak cinta yang tersusun rapi di hati. Tidak salah lagi. Dan, ini adalah cinta yang sebenarnya. Sementara untuk Luna, hanyalah sebatas kagum.
Ya, Digta tidak bisa lagi membohongi perasaannya. Benar apa yang dikatakan Hiro saat ia duduk termenung sendiri di kantin padahal di sekelilingnya bising. Dan, yang paling membuatnya takut adalah kesempatan yang harus diambilnya sebelum hilang begitu saja.

Maksudnya, sebelum Cantik terpanah dengan yang lain. Digta harus membuatnya bisa jatuh cinta walaupun Hro tahu memang sudah ada cinta, hanya saja tidak bisa saling jujur kepada perasaannya sendiri.
Hiro mengaku ia juga memiliki perasaan yang sama pada Cantik, tapi perasaan itu sudah hilang dan sudah terganti dengan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Kini, gilirannya memperjuangkan cinta.
Banyak orang yang bilang kesempatan yang datang adalah sebuah anugerah dan jika salah sedikit saja tidak memanfaatnkannya maka akan enyah tanpa permisi.
Digta berdiri, bergegas ingin menemui sang istri. Ingin menyatakan bagaimana isi hatinya selama ini. Ingin mengatakan bahwa selama ia senang, dia juga pasti akan senang. Juga mengatakan bahwa mengabaikan dirinya adalah sebuah kesakitan.
Tetapi pemuda itu tidak lupa berterima kasih kepada Hiro. Sudah memberikannya nasehat, tidak salah ia menjadi pangeran kampus. Bukan hanya rupanya yang tampan tetapi hatinya juga. Kelak, dia pasti akan menemukan wanita yang baik juga. Sebab, laki-laki baik dilahirkan mempunyai pasangan wanita yang baik. Digta juga meminta maaf, karena sebelumnya ia berpikir bahwa Hiro tidak akan melepaskan Cantik.
***
Berlari melewati beberapa anak tangga dan dengan nafas terengah-engah, ia berhenti sejenak di depan pintu masuk kelas istrinya.
Temannya yang bernama Dinda terheran-heran, apakah yang membuatnya sampai ngos-ngosan. Digta menjelaskan bahwa dirinya sedang mencari sang istri. Alangkah terkejutnya Dinda. Jadi, selama ini Cantik sudah memiliki suami dan menganggap telah membohongi semuanya. Gadis itu bersuara keras sampai membuat teman-teman yang lain mendengar.
Terbongkar.
Bahkan pengungkapan isi hati berubah menjadi pembullyan. Cantik datang dan terheran, Digta sudah ada di depan kelasnya.
Keduanya menjadi olok-olokkan warga kampus. Sampai dilempari tepung dan telur. Dicaci pembohong tingkat nasional.
Tidak ada maksud untuk membohongi semuanya. Lagian mereka tidak pernah tanya bagaimana status mereka. Mereka tidak mempunyai hak untuk main hakim sendiri. Digta mencoba memberi penjelasan dan masih melindungi istrinya yang masih dilempari telur.
Ada beberapa dari mereka yang membuka pikiran dan masih saja ada yang berpikiran pendek. Tidak menerima semuanya dan merasa dibohongi, termasuk Dinda. Padahal dirinya sudah menganggap Cantik adalah sahabat rasa saudara. Lantas kenapa tidak jujur tentang statusnya.
Cantik mendekatinya dan dia malah berlari meninggalkannya. Rasa bersalah menghampiri gadis yang sudah berwajah putih itu. Kalau menjadi adonan kue, dia sudah siap untuk dipanggang.
Benar, mungkin ini salahku, batinnya.
Digta juga menariknya pergi namun di tengah jalan ia melepaskan rangkulannya. Menyalahkan pemuda itu atas semua yang telah terjadi. Menanyakan apa sebenarnya kemauannya? Kenapa terus-terusan menjadi penghalang kebahagiaannya? Apakah dirinya begitu berdosa, sampai-sampai tidak pantas untuk bahagia?
Dan, sebelum Digta menjelaskan apa yang sebenarnya ingin dilakukannya Cantik sudah terlebih dahulu meninggalkan. Ingin pergi namun Luna datang mencegah. Dia butuh waktu untuk sendiri. Katanya, padahal memiliki niat buruk untuk memisahkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar