KARENA
ADA RASA
“Aku
hanya ingin kamu bahagia”
“Apa Cantik suka
bunga?”
Cika
dan Merry menggelengkan kepala, membuat Digta bingung. Entah apa yang harus
dilakukan agar membuat sang istri bicara padanya.
“Dia
itu suka sama anak kecil. Coba deh bawa dia ke panti asuhan, pasti dia akan
senang banget dan tidak akan diam lagi,” jelas Merry.
“Benarkah?”
“Ia,
Merry benar,” Cika mendukung.
Pemuda
itu mengambangkan sunggingan menawan. Langsung saja meminta bantuan keduanya
agar mau membujuk Cantik ke Panti Asuhan Melati. Tentu saja keduanya mau,
karena mereka juga tahu bahwa sebenarnya ada cinta antara sahabat dan pemuda
yang ada di hadapan mereka sekarang.
***
“Pokoknya kami tunggu
ya di depan gerbang Panti Asuhan Melati sekarang,” jelas Cika kemudian
memutuskan sambungan teleponnya dengan Cantik, tanpa mendengar penjelasan
Cantik mau atau tidak.
Karena
mereka yakin sesuatu yang berhubungan dengan anak kecil pasti langsung saja
dituruti Cantik. Tidak berpikir dua kali, pasti ia langsung mengambil tasnya
dan pergi.
Lima
belas menit kemudian Cantik datang dan menemukan anak kecil yang berumur
sekitar enam tahun menyambutnya di depan gerbang sambil memberikan cokelat.
Setelah memberikan anak kecil itu berlari. Cantik berjalan masuk, anak kecil
kembali menghampirinya namun kali ini seorang anak laki-laki yang memberikannya
bunga lilin. Sekarang sudah ada dua anak kecil yang berjalan berdampingan
dengannya.
Setelah
sampai di pintu rumah panti asuhan itu, lagi-lagi ada anak perempuan yang
mungil menghampirinya, memberikan sebuah kado.
“Ini
untuk kakak,” kata anak kecil itu.
“Makasih
ya dek, tapi kakak bingung. Kenapa kalian memberikan kakak hadiah banyak
seperti ini?” kata Cantik.
Dan,
saat masuk ke dalam panti asuhan itu. Gerombolan anak-anak menghampirinya,
memeluknya dan memberikan banyak kado. Seperti mimpi, beberapa kali ia mencubit
dirinya dan benar saja ini adalah kenyataan.
Anak-anak
itu melepaskan pelukannya dan mempersilahkan Cantik untuk membuka kadonya.
Alangkah
terkejutnya dirinya saat menemukan setiap isi kado itu adalah cokelat dan
sebuah tulisan, “tolong maafkan kak Digta.”
Mata
Cantik berbinar. Ada air mata yang jatuh di pipi setelah itu karena tidak mampu
dibendung.
Di
dalam ruang tamu pintu asuhan bersama semua anak kecil, tiba-tiba Digta datang
dan membawakan kado besar kepadanya. Matanya mengisyaratkan ketulusan dan tidak
mampu untuk dihindarinya lagi, apalagi setelahnya Digta ingin berlutut namun
ditahan olehnya sambil menjelaskan bahwa ia sudah memaafkannya. Sebenarnya
dalam hal ini, bukan hanya Digta yang mempunyai kesalahan namun dirinya juga.
“Maafkan
aku ya. Aku juga salah,” katanya dan air mata itu terus meleleh. Segera saja
Digta memberikan sapu tangannya. Pemuda mana yang tega membiarkannya terus
menangis? Dia gadis baik, selalu berhak untuk tertawa.
“Terima
kasih ya anak-anak sudah membantu kakak baikan dengan istri kakak,” ucap Digta
membuat semua yang hadir ikut bahagia, termasuk Cika, Merry dan pengasuh panti
asuhan.
Waktu
berjalan, Digta memberikan bantuan kepada semua anak-anak panti baju yang sudah
dibelinya di mall bersama Cika dan Merry.
Ternyata, dia adalah pemuda yang
sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar