AKU
MENCINTAIMU
“Jika
maksud kita sama, maka kamu harus tahu sudah lama perasaan itu ada.”
Janji. Ketika ia sudah
terucap di bibir pasti aku akan melakukannya. Apalagi kali ini bukan hanya
persoalan janji itu, melainkan gerakkan hati yang natural. Entahlah apa
penyebabnya, padahal dulunya terasa menyebalkan, tapi diakui berkharisma,
bersahaja dan rupawan. Pagi-pagi Minggu, aku sudah terbangun padahal biasanya
usai melaksanakan sholat subuh akan tidur lagi sampai jam Sembilan, apalagi di
waktu libur. Aku sudah berjanji dengan Sing akan menemaninya ke mall yang dekat
dengan kampus. Sangat dekat, hanya berjarak lima puluh kilo meter. Palu Grand
Mall namanya dan meskipun baru dua tahun tetapi fasilitas dan penjual di
dalamnya sangat memadai, tidak kalah dan bisa bersaing dengan mall-mall yang
ada di Palu.
Aku
berjalan sangat cepat dari asrama yang menuju ke sana hanya membutuhkan waktu
sekitar sepuluh menit. Aku melirik jam di tanganku. Sudah jam sepuluh lewat,
mungkinkah dia sudah menunggu di depan mall? Ha. Aku mendengus nafas berat.
Benar perkiraanku, dia sudah menunggu dengan pakaian modis. Rambut depannya
tersisir ke samping. Wangi parfummnya tidak mencolok. Sumpah. Dia ganteng sekali. Pikirku.
“Maaf
aku terlambat. Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu duluan ke sini? Nanti kita
bisa bersamaan, tidak perlu kamu menunggu.”
“Tidak
apa-apa koq kak. Aku senang koq menunggu kakak.”
Hening
sesaat. Aku menundukkan saat dia tersenyum kepadaku.
“Baiklah,
ayo kita masuk saja kak,” ajaknya dan aku hanya menurut, mengikutinya dari
belakang.
Kami
berjalan masuk menuju pintu di arah utara mall itu karena padatnya pengungjung
yang masuk melalui pintu depan. Kami melewati motor-motor yang terparkir rapi
dengan dibatasi tali-tali di antara petakan-petakan parkiran. Tidak jauh dari
pintu masuk, sebuah penjual somay yang biasa di kampus tersenyum kepadaku. Aku
membalasnya dengan sunggingan serupa.
Sing
mengajakku menuju lantai dua mall, toko yang banyak yang menjual boneka. Aku
tertawa geli ketika mengetahuinya.
“Ternyata
kamu pencinta boneka ya?” kataku mencoba meledek dan masih tertawa tipis,
padahal terlalu cepat mengambil kesimpulan.
“Tidak.
Aku membelikan boneka untuk keponakanku. Insya Allah besok, dia akan ulang
tahun,” jawabnya tenang.
“Kakak
suka boneka ya?” tanyanya.
“Mmmm.
Ya. Aku suka boneka hello kitty yang besar dan berwarna pink itu,” kataku
sambil menunjuk salah satu boneka paling mahal di toko itu.
Dia
hanya mengangkat kepala. Sebenarnya aku hanya asal menunjuk untuk melihat
apakah dia akan membelikan atau tidak. Ah. Ternyata tidak. Kupikir-pikir
selanjutnya, kenapa juga dia harus membelikanku? Kasian kalau uang jajannya
habis karena aku. Aku yang berpikir tentang itu, sampai tidak melihat Sing
berbicara dengan pemilik toko dan membayar boneka yang dipilih untuk hadiah
keponakannya.
Setelahnya,
dia mengajakku makan dank arena perutku juga sudah keroncongan, maka aku terima
saja. Dia sangat perhatian padaku, dia memesankan makanan kesukaanku, bakso dan
es susu pink. Sementara dia hanya memesan nasi goreng.
“Sekarang
mau pulang kak?” tanyanya setelah keluar dari tempat makan di lantai satu mall.
“Terserah
kamu.”
“Kalau
begitu, bisa temani aku potong rambut dulu kan?”
Aku
menganggukkan kepala pelan-pelan.
Dan,
sumpah dia ganteng sekali dan makin menjadi cowok impianku. Berpenampilan rapi
yang awalnya aku lihat dari rambutnya. Aku deg-deg-gan dan pangling melihatnya.
***
SPECIAL
Alangkah terkejutnya
aku saat mendapati boneka pink hello
kitty yang tadi aku tunjuk di mall berada di depan kamarku. Kuambil
ponselku dan langsung kutekan angka satu. Pencarian nomor satuku memang Sing,
karena akhir-akhir ini kami selalu saling telponan.’
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
“Kamu
kan yang membawa boneka ini kepadaku?”
“Mmm.
Bukan aku kak? Tapi, karyawan toko tadi.”
“Ia,
tapi kamu yang nyuruh kan?”
“Benar
kak. Kakak suka kan?”
Lama
sekali aku menjawab. Beberapa detik selanjutnya kualihnya dengan pertanyaan lain yang membuatnya ikut terdiam.
“Apakah
kamu menyukaiku?”
Hanya
hembusan nafasnya yang terdengar ringan dan ketika ia nyaris menjawab,
ponselnya mati karena kehabisan baterai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar