post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

YUDHA

Selasa, 11 Juni 2019

Gelang (7)


BERSAMA
“Suatu saat kita akan bersama menatap matahari”

Tidak terasa hari terakhir ospek sudah tiba. Beberapa dari mahasiswa baru merasa senang karena tidak akan ada lagi hukuman-hukuman yang diberikan oleh senior kalau terlambat. Namun lebih banyak dari mereka yang merasa sedih dan itu alasannya banyak sekali.
Banyak cerita yang dilewati semenjak ospek, mengajarkan hal bagaimana cara kerja sama team dan tidak mementingkan diri sendiri, mengajarkan bagaimana harus saling menghormati, entah itu dengan senior maupun senior junior. Mengajarkan untuk selalu membantu tak pandang umur. Hah, dan meskipun semuanya tetap bisa direalisasikan jika sudah proses kuliah nanti namun itu sudah tidak sama lagi. Memiliki perbedaan.

Dan, aku menyampaikan bahwa di hari terakhir ospek semuanya, baik panitia maupun peserta diwajibkan menginapkan di kampus.
Semua mahasiswa baru kembali di ospek di lapangan kampus, memberikan kembali gemas untuk mengajarkan kerja sama team. Mengambi bendera di belakang enam senior yang sudah berdiri tegap memandang mereka. Sama sekali tidak ada petunjuk dan ketika salah satu dari mereka bertanya, apa yang harus dilakukan, panitia hanya bungkam seribu bahasa. Sing pun memerintahkan semuanya untuk membuat lingkaran kecil untuk memikirkkan solusi.
Saat mereka sudah membentuk lingkaran besar, panitia yang berdiri paling depan dan bernama Hafid itu enyah dari tempatnya berdiri, membuat mereka sadar bahwa kekompakkan dan persatuan harus lebih diperlihatkan.
Setelah berdiskusi langkah-langkah yang harus diambil dan tentunya dari apa yang senior ajarkan, pun mereka segera melakukannya. Para maba menghadap ke semua senior dan menyanyikan lagu mars fakultas. Ah. Semua terasa terbawa Susana dan senior kedua yang bernama Rizal itu pun pindah dari tempatnya berdiri. Kemudian memberikan kedua jempolnya kepada maba sambil tersenyum. Sekarang mereka tinggal menghadapi empat senior lagi.
Sing kembali memerintahkan untuk berlari beberapa kali dari sisi kanan menuju sisi kiri lapangan dan begitu seharusnya, pun senior ketiga yang bernama Tasling itu pindah dan memberikan sungingan menawan seperti Rizal.
Seperti yang pernah diajarkan pula oleh senior bahwa salah satu tradisi kampus adalah selalu membuang sampah pada tempatnya, pun anggota maba laki-laki segera mengambil tempat sampah kemudian para anggota wanita segera memungut setiap sampah yang dilihatnya di lapangan. Ah. Sungguh menakjubkan persatuan seperti itu membuat Gunawan enyah dari tempatnya berdiri.
Selanjutnya mereka menghadapi senior yang bernama Firman dengan memberikan buku tanda tangan dari senior yang sudah ditugaskan seminggu lalu. Senior yang memiliki tinggi paling pendek di antara semua senior itu mengatakan pada maba, bahwa mereka memang pantas menjadi junior Fakultas Tekhnik.
Lalu, bagaimana menghadapi Ketua Hazer perempuan yang paling galak di antara semuan panitia ospek?
Waktu tersisa satu jam, Sing mencoba bersama teman-temannya memikirkan solusi hanya saja bahkan sampai selesai sholat dhuhur mereka tak juga menemukan caranya sampai Sing berpikir untuk menulis surah terima kasih kepada senior. Ya, mereka kemudian berlari ke auditorium untuk mengambil kertas dan pulpen. Menuangkan rasa terima kasih mereka dalam selembar kertas untuk para senior.
Aku tersentuh, sampai membuat aku meneteskan air mata. Hah. Mereka begitu menghargai senior meskipun selama proses ospek tidak jarang mereka dimarahi bahkan bentak-bentak tetapi tujuannya untuk menguji mental mereka.
Alhamdulillah, Sing pun mengambil bendera itu ke tengah-tengah temannya dan maba bersorak bahagia.
SPECIAL
“Apa yang kakak lakukan di sini? Tanya Sing.
Aku tergagap, buru-buru menghapus air mata di pipi dan mencoba menahan keharuan yang sebenarnya masih ingin menderas.
“Aku hanya ingin lagi sendiri,” kataku kemudian berbalik dan lansung saja ia menyodorkan sapu tangannya kepadaku.
“Jangan pernah kakak menangis sendiri. Tolong ajak aku di samping kakak.”
Kalimat Sing yang membuatku terdiam dan butuh beberapa waktu untuk menjawabnya.
“Apaan sih?” ucapku kemudian pergi.
Dia mengikutiku dari belakang.
***
Acara pemasangan benang sebagai tanda persaudaraan senior dan junior pun dilakukan usai sholat Isya dan makan malam bersama. Kentalnya persaudaraan pun begitu terlihat. Alhamdulillah, tinggal outing di pantai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar